Oleh: Ramadhonni Chandra Utama
CEO One Shaff Fintek Syari'ah
Sebuah nasehat berharga untuk kita semua..mari simak di sini..!
Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat. Padahal Sebenarnya dia menutupi kekurangannya tanpa perlu berkeluh kesah.
Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan. Padahal Sebenarnya mereka pandai menutup dukanya dengan bersyukur dan redha atas taqdir Tuhan.
Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian. Padahal Sebenarnya dia begitu menikmati badai hujan ujian dalam kehidupan yang ia jalankan.
Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna. Padahal Sebenarnya dia merasa cukup dan berbahagia dengan apa yang dia punya.
Aku melihat hidup tetanggaku sangat beruntung. Ternyata dia selalu tunduk pada Rabb tempatnya bergantung.
Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui. Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat Allah Rabbul izzati.
Bahwa di satu sudut dunia lain masih ada yang belum beruntung memiliki apa yang aku ada saat ini.
Dan satu hal yang aku ketahui, bahawa Allah tak pernah mengurangkan ketetapanNya. Hanya akulah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir dari-Nya.
Maka kini aku belajar untuk tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain. Sebab meski aku tak tahu dimana rezekiku. Tapi rezekiku tahu dimana posisiku, kerjaku dan kediamanku.
Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku.
Allah menjamin rezekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku.
Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaksudkan dari hasil bekerja sendiri. Karena bekerja adalah ibadah, sedangkan rezeki itu titipan berupa hadiah untuk dapat dilergunakan di jalan ilalloh.
Melalaikan kebenaran dan gelisah dengan apa yang dijaminNya, adalah kekeliruan berganda.
Kita Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan kita tinggal tidak dibawa mati.
Kebanyakan kita lupa bahwa hakikat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmati dalam tiga perkara yakni apa yang dimakan, apa yang dipergunakan dan apa yang disedekahkan.
Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan, sebab Allah telah menaruhnya sesuai kehendakNya secara proporsional.
Siti Hajar berulang alik dari Safa ke Marwah mencari seteguk air tuk melepas kehausan, tanpa disangka air Zamzam muncul dari kaki anaknya, Ismail Alaihissalam.
Ikhtiar itu perbuatan. Rezeki itu kejutan.
Dan yang tidak boleh dilupakan, setiap hakikat rezeki akan ditanya kelak, "Dari mana dan digunakan untuk apa?"
Karena rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik". Halalnya dihisab dan haramnya diazab.
Untuk anda para pejuang rezeki...
Jangan lupa tingkatkan ketaqwaan, perbanyak dzikir pagi, shalat tahajjud, dhuha dan sedekah...
Semoga kita sukses di dunia dan senantiasa bahagia serta di akhirat kelak insya Allah masuk syurga..Aamiiiin ya Mujiibassaaailiiin..
edit by admin