TendaBesar.Com - Jakarta - Sebuah video podcast yang diunggah di akun YouTube Yuli Zartika mengangkat kisah seorang anggota TNI yang gagal menjadi perwira karena musibah junior. Lantas ia bekerja menjadi satpam kemudian menjadi sales man dan akhirnya menjadi Owner perusahaan.
Ya musibah malam itu terjadi gegara ia melatih juniornya untuk menjadi prajurit yang tangguh. Malam itu menjadi sejarah kelam baginya karena menyebabkan salah satu dari mereka juniornya mengalami sakit parah dan Dia harus mempertanggung jawabkan musibah tersebut dengan hilangnya kesempatan menjadi perwira.
Bagaimana kisahnya? Berikut kami sajikan ulasan kisah inspiratif beliau selengkapnya!
Namanya Dwifung Wirajaya Saputra. Saat ini dirinya merupakan seorang pengusaha sukses yang menginspirasi. Titik baliknya dari keterpurukan, dikeluarkan dari AKABRI, merantau dan bekerja menjadi satpam kemudian menjadi seorang pengusaha sukses sangat menginspirasi banyak kalangan.
Kadang sering manusia merasa sudah tidak lagi berguna ketika ia terlempar dari cita-citanya, yang dalam hitungan langkah ia dapatkan. Namun taqdir Tuhan tentu yang terbaik. Bisa jadi yang dianggap manusia terbaik belum tentu baik di sisi Tuhan dan yang dianggap buruk oleh manusia malah justru itu yang terbaik di sisi Tuhan.
Kesuksesan Dwifung menjadi pengusaha tidak banyak diketahui orang, apa sebab musabbabnya. Siapa sangka jika sebelumnya ia sempat mendapat kesempatan untuk sekolah di Akmil.
Dwifung sempat mencicipi menjadi bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan jabatannya tinggal selangkah menjadi seorang perwira TNI AD. Namun semua mimpinya harus terkubur lantaran ia terjerat satu kasus berujung musibah.
Pria gagah yang telah dikaruniai empat orang anak tersebut menceritakan, jika dirinya menjalani pendidikan di tahun 1995 silam. Kala itu ia begitu senang bisa mendapatkan kesempatan yang tidak semua orang bisa meraihnya.
"Dulu mendapat kesempatan sekolah yang diidam-idamkan oleh seluruh pemudi di negeri ini. Dulu masih AKABRI ya saya masuk tahun 95. ya suatu kebanggaan bisa sekolah di sekolah calon perwira angkatan darat dan tidak semua orang bisa diterima di sana," saat ditanya tentang perjalanan hidupnya oleh Yuli Zartika.
Namun sayang beribu sayang ia harus mengubur semua impiannya menjadi seorang perwira TNI AD, ketika 3 bulan sebelum kelulusan. Ia tersandung sebuah kasus musibah yang dia harus pertanggung jawabkan.
Dwifung menceritakan bahwa pada suatu malam ia melakukan pembinaan kepada juniornya. Ternyata di antara junior tersebut ada yang mengalami sakit hingga cukup parah.
Kasus tersebut akhirnya membuat Dwifung menjalani sidang militer yang ujungnya dirinya harus menerima nasib dijatuhi hukuman penjara selama 14 bulan atau 1 tahun 2 bulan.
"Garis tangan berkata lain, pada malam itu kita biasa melakukan pembinaan kepada junior ternyata harus ada yang sampai parah. Akibatnya saya bertanggung jawab. Saya menjadi terdakwa satu. Saya kena sidang militer, lalu divonis bersalah dengan hukuman 1 tahun 2 bulan penjara," cerita Dwifung.
Kegagalannya menjadi perwira membuat dirinya sempat down. Di samping malu kepada dirinya sendiri, ia juga bersedih karena telah mengecewakan kedua orang tuanya.
Tentu suka duka kemudian dilalui olehnya. Namun ia berpikir taka da gunanya menyesali kegagalan. Ia harus bangkit dan dengan penuh semangat, Ia bertekad ingin membuat orang tuanya bangga. Tak disangka justru tekad itu yang menggiring dirinya menjadi seorang pengusaha yang memiliki ribuan karyawan.
Awalnya Dwifung merantau ke Batam dan mendapatkan pekerjaan pertama menjadi seorang security, lalu berganti menjadi salesman. Semuanya dilakukan dengan semangat penuh harapan demi menghapus rasa sedih kedua orangtuanya.
"Pekerjaan yang enggak pernah saya bayangkan, gak pernah saya impikan enggak pernah saya cita-citakan, tapi karena saya sudah nazar tadi, bahwa saya tidak akan pernah minta orang tua lagi maka saya harus bisa hidup di perantauan, maka pekerjaan itu saya terima”, tutur Dwifung.
Awal mula jadi pengusaha, Dwifung mengatakan bahwa semuanya bermula dari atasannya bernama mas Jaya, pemilik PT KS. Ia menceritakan bahwa mas jaya memintanya untuk tidak berlama-lama menjadi karyawannya.
“Mas Jaya memotivasi saya, mas..mas itu jangan lama lama menjadi karyawan saya mas, jadilah pengusaha”, kata Mas Jaya seperti ditirukan pleh Dwifung.
Dikarenakan Dwifung tidak memiliki modal, tapi ia memiliki asset yakni mantan-mantan militer yang pernah bermasalah. Maka ia menghadap ke dandim saat itu Edi Rahmayadi yang saat ini menjadi gubernur Sumatra Utara. Dwifung memulai karir bisnisnya dengan mendirikan perkumpulan mantan TNI.
“Untuk apa, untuk apa itu”, kata Edi Rahmayadi dengan suara lantangnya.
“Bang ijin, kalo kampung tengah lapar, kalo jalannya benar, kalo jalannya salah gimana, kemampuan tempur yang keluar itu nanti jadi masalah”, jawab Dwifung kepada Edi
“O gitu ya, ya udah coba kumpulkan”, kata Edi
Kemudian Dwifung mulai mengumpulkan mereka mantan TNI tersebut dengan tujuan bahwa cap jelek yang melekat pada diri mantan TNI, sebagai pecatan juga penjahat yang akhirnya menjadikan mereka dipandang sebelah mata oleh masyarakat bisa dihilangkan menunjukkan diri menjadi orang baik.
Suatu hari Dwifung dapat projek pengamanan dari sebuah perusahaan, dan kerjasama bisa dilanjutkan jika ada wadah resminya minimal CV atau PT. Meskipun tidak memiliki modal awalnya namun Tuhan memberikan jalan.
“Suatu hari dapatlah project dan pemiliknya mengatakan mas ini gak bisa kalo pake LSM, harus CV atau PT akhirnya kita numpang pada PT Purnawira Perkasa”, papar Dwifung
Keinhinan Dwifung menjadi orang sukses berrangkat dari dendam yang dia kelola menjadi energy positif. Pada saat dirinya menjadi satpam ia membayangkan suatu saat temannya atau atasannya pasti akan berdinas di batam. Maka ia bertekad meskipun tidak sukses di dunia militer, tapi dia bisa sukses di dunia lain.
“Tanpa merendahkan pekerjaan satpat. Suatu saat jika teman saya, atau atasan saya dinas di sini mereka tidak akan menghina, tapii mungkin kami para mantan ini yang akan menunduk. Makanya saya bertekad kepala ini harus tegak. Jika tidak sukses di dunia militer tapi sukses di dunia lain”, terang Dwifung.
Pada 27 Juki 2007 Dwifung dan teman-teman mantannya telah memiliki modal dari usahanya di bidang keamanan dengan bendera perusahaan pinjaman PT Purnawira Perkasa. Dan ia mendirikan perusahaan dengan nama PT Putra Tidar Perkasa.
Pada perusahaan tersebut semua junior-junior Dwifung yang senasib dengannya dan ikut dari awal dengannya diberikan saham dan menjadi pemilik perusahaan bersamanya.
Untuk mendapatkan calon security pemula, langkah gila diambil oleh Dwifung. Ia bekerjasama dengan lapas Batam menjembatani mereka yang telah siap dikembalikan kepada asalnya untuk didik dan bekerja di perusahaannya. Harapannya cuman satu memberikan secercah kebahagiaan kepada mereka yang di kampung halamannya belum tentu diterima oleh masyarakat bahkan oleh keluarganya.
Hingga kini perusahaannya telah berkembang dan memiliki beberapa cabang di antaranya di Medan, Riau, Jabar, Kaltim, Jateng, dan Jatim dan menampung sedikitnya 1500 pekerja di perusahaannya.
Semua itu kata Dwifung bisa terlaksana mungkin karena dirinya membekali dengan jiwa sosial yang barangkali membuat jalan hidupnya penuh dengan izin dan Ridho Allah SWT.
Prinsip dwifung yang simple yakni berbuat menjadi jembatan rezeki buat orang lain adalah kebahagiaan yang tiada terhingga, kedekatannya kepada Tuhan juga membuat dirinya senantiasa bersyukur atas semua perjalanan hidup yang menempanya.
Wallhu’alam..
Sumber: Yutube Yuli Zartika