TendaBesar.Com - Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menuding Taman Impian Jaya Ancol bakal tekor karena menggelar Formula E. Hal itu Edi nilai dari pola pembeli tiket penonton dimana masing-masing penonton dapat gratis mengakses seluruh wahana Ancol dalam satu hari.
Prasetio mengungkap harga tiket termurah menonton Formula E dibanderol Rp250 ribu. Ia bandingkan besaran itu dengan harga tiket bundling tiket Dufan, Sea World/Samudra pada hari kerja ditambah tiket masuk Ancol yang hanya lebih mahal sedikit ketimbang harga biasanya.
Prasetio mentakan dalam situs tiket.com, harga tiket Dufan, Sea World/Samudra Weekday plus masuk Ancol dibanderol Rp 248.535. Sementara harga tiket formula E yang paling rendah hanya Rp 250.000. Selisihnya hanya Rp 1.465
"Ini berarti harga tiket Formula E hanya lebih mahal Rp 1.465 dibanding harga bundling tersebut. Harga itu tentunya di luar pajak sebesar 15 persen," ungkap Prasetio kepada awak media, Senin (16/5/2022).
Itulah sebabya, politisi PDIP itu berencana memanggil manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol terkait hal tersebut. Sebab, harga tiket yang dijual lebih murah dan berpotensi membuat rugi Taman Impian Jaya Ancol (TIJA).
“Saya akan panggil pihak Ancol untuk menanyakan model kerjasama dengan Formula E. Jangan-jangan ini pakai PMD," kata Prasetio.
Prasetio mengaku ingin menanyakan seberapa besar Formula E mendongkrak pendapatan Ancol, mulai dari berapa nilai kontrak kerjasama yang diperoleh Ancol untuk penyewaan lahan, serta besaran uang yang didapat dari penjualan tiket Formula E kepada penonton.
Menanggapi tudingan soal Formula E yang dianggap bakal membuat rugi Ancol karena menggratiskan penonton masuk semua wahana itu, membuat pihak penyelenggara angkat bicara. Pihak penyelenggara mengatakan malah sebaliknya, ajang balap mobil listrik itu akan memberikan keuntungan besar bagi Ancol.
Vice Managing Director Formula E, Gunung Kartiko mengatakan bahwa pihaknya dalam kerja sama antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan PT Pembangunan Jaya Ancol menggunakan skema business to bussiness (B2B).
Gunung mengatakan Meski keduanya adalah BUMD, ia memastikan bahwa tidak ada yang bakal dirugikan dari ajang balapan mobil listrik kelas internasional tersebut, dalam konferensi pers di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (19/5/2022).
"Nggak merugi. Karena ini B2B. Tidak ada kita sama-sama milik Pemprov, kita murni B2B," papar Gunung
Gunung menyebut keuntungan pertama yang didapat Ancol adalah dalam bentuk pembayaran. Ia mengatakan penyelenggara formula E membayar kepada Ancol atas tiap orang yang datang untuk menonton Formula E dan ke wahana.
Namun demikian Gunung tidak merinci berapa jumlah nominal yang akan dibayarkan ke Ancol begitu juga ia tidak merinci detail kerja samanya.
Keuntungan Ancol lainnya kata Gunung adalah mendapatkan keuntungan dari segi konstruksi, lantaran, Formula E salah satu bagian kawasan Ancol yang dulunya merupakan lokasi pembuangan lumpur dan kini telah disulap menjadi sirkuit balapan berskala Internasional.
"Ada (pembayaran ke Ancol). Ada lah. Untunglah pasti. Keuntungan itu selain bentuknya kontrak, kita bisa liat ini area apa dulunya? Daerah lumpur," kata Gunung.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni juga menyebut sisi lain dari keuntungan yang didapatkan Ancol. Sahroni mengatakan bahwa ancol mendapat sorotan dari negara lain karena menggelar ajang berskala Internasional.
"Skala bisnis tidak mungkin merugi. Tapi mendapatkan keuntungan lebih itu nggak mungkin karena baru tahap awal. Ada step by step. Pelaku usaha lihat yang penting konstruksi event jalan sesuai harapan dan aturan sesuai formula E. Tampak dunia, 140 negara menonton seharian. Itu bagian dari branding," pungkas politisi Nasdem itu.
Sementara itu pakar ekonomi Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati dalam diskusi bertajuk Apa Kabar Formula E, di Jakarta, Sabtu (14/5/2022), mengatakan bahwa potensi keuntungan yang akan didapat dari ajang ajang balap formula Eitu bisa mencapai Rp2,5 triliun. Hal senada juga pernah dikatakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
(hanz/tb)