TendaBesar.Com - Jakarta - Hancurnya prekonomian dunia akibat pendemi covid-19 telah menjadikan banyak Negara terancam bangkrut. Namun demikian untuk Indonesia malah dianggap mampu dan tangguh menjaga stabilitas ekonomi selama pandemi berlangsung.
Hal itu disampaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Lembaga keuangan internasional itu menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi.
IMF mengatakan bahwa itu mampu dilakukan Indonesia karena; pertama didukung oleh kinerja makro ekonomi yang kuat, serta respon kebijakan yang tegas dan menyeluruh.
Bentuk respon yang cepat dan tegas itu adalah kebijakan pemerintah Jokowi yang mencakup paket kebijakan yang tertuang dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kebijakan moneter yang akomodatif, dan upaya di sektor keuangan untuk mendorong kredit.
Faktor Kedua Indonesia mampu menstabilkan ekonomi negaranya pada masa pandemic kata IMF karena komitmen otoritas kebijakan moneter untuk berada ahead of the curve dengan tetap memerhatikan tingkat inflasi.
Sementara faktor Ketiga lanjut IMF, karena upaya otoritas untuk mendorong pendalaman dan inklusi pasar keuangan, khususnya melalui digitalisasi.
Adapun faktor Keempat, komitmen otoritas untuk melanjutkan reformasi struktural melalui reformasi di sektor riil dan sektor keuangan untuk meningkatkan investasi, mendorong pertumbuhan, dan memitigasi dampak scarring dari pandemi.
Dan faktor Kelima Indonesia mampu mempertahankan stabilitas ekonominya lanjut IMF adalah karena komitmen otoritas untuk mengatasi dan memitigasi perubahan iklim.
IMF memprediksi kinerja ekonomi Indonesia akan terus menguat pada tahun 2022-2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan dukungan kondisi komoditas global.
Namun demikian, IMF juga mencermati beberapa faktor risiko yang perlu Indonesia waspadai, antara lain munculnya varian virus baru dan kemungkinan pengetatan kondisi keuangan global akibat normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan.
IMF juga merekomendasi kebijakan yang sejalan dengan arah kebijakan Bank Indonesia, terutama terkait normalisasi kebijakan likuiditas, financial deepening dan digitalisasi.
Proyeksi positif IMF itu sejalan dengan hasil asesmen Bank Indonesia yang memperkirakan momentum perbaikan ekonomi nasional akan berlanjut pada 2022.
Oleh karenanya Bank Indonesia terus mengoptimalkan berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih cepat dan lebih tepat.
"Sinergi kebijakan dengan otoritas terkait terus dilakukan, khususnya dalam rangka akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif, dan upaya mendorong peningkatan pembiayaan pada sektor-sektor prioritas," kata Erwin departemen komunikasi bank Indonesia.
(saf/tb)