Manfaat Vitamin D dan Sumber-Sumbernya

vitamin

TendaBesar.Id - Jakarta - Bagi banyak orang, vitamin D seringkali hanya menjadi satu dari sekian banyak vitamin yang terdengar penting, namun tidak terlalu dipikirkan. Padahal, vitamin ini memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Di balik sinar matahari yang cerah dan makanan sehari-hari, ada cerita menarik tentang bagaimana vitamin D bekerja dan manfaatnya yang bisa kamu dapatkan.

Saat kita berbicara tentang vitamin D, yang pertama kali muncul di benak kebanyakan orang adalah matahari. Sinar matahari memang menjadi sumber utama vitamin D karena tubuh kita bisa memproduksi vitamin ini saat kulit terpapar sinar ultraviolet B (UVB). Namun, ada lebih dari sekadar duduk di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin ini.

Vitamin D sebenarnya merupakan hormon yang membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor, dua mineral penting untuk kesehatan tulang. Bayangkan saja jika tubuhmu tidak memiliki cukup vitamin D, penyerapan kalsium jadi terganggu, sehingga tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah. Selain itu, kekurangan vitamin D juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya seperti penurunan fungsi kekebalan tubuh, meningkatnya risiko infeksi, hingga masalah mental seperti depresi.

Tak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa vitamin D berperan penting dalam mengatur mood. Beberapa orang yang kekurangan vitamin D sering merasa lesu, cemas, atau bahkan depresi. Inilah mengapa vitamin D sering kali disebut sebagai "vitamin sinar matahari," karena orang yang kurang terpapar sinar matahari biasanya lebih rentan terhadap gangguan suasana hati. Mungkin kamu pernah dengar tentang Seasonal Affective Disorder (SAD), gangguan suasana hati yang terjadi saat musim dingin di negara-negara yang kurang sinar matahari. Yup, salah satu penyebabnya adalah kekurangan vitamin D.

Bagi kamu yang ingin menjaga sistem kekebalan tubuh tetap prima, vitamin D juga punya andil besar. Vitamin ini membantu memperkuat pertahanan tubuh melawan penyakit, terutama infeksi pernapasan seperti flu dan pilek. Dalam beberapa penelitian, orang dengan kadar vitamin D yang cukup dalam tubuhnya cenderung lebih jarang sakit dibandingkan dengan mereka yang kekurangan.

Kabar baiknya, vitamin D juga diketahui membantu mencegah penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan kadar vitamin D yang cukup memiliki risiko lebih rendah mengalami penyakit ini. Meski hubungan antara vitamin D dan penyakit kronis masih terus diteliti, sudah banyak bukti yang mengarah pada manfaat ini.

Lalu, di mana kita bisa mendapatkan vitamin D selain dari sinar matahari? Beberapa makanan kaya akan vitamin D, seperti ikan berlemak (salmon, tuna, makarel), kuning telur, dan hati sapi. Produk susu yang diperkaya, sereal, serta jus jeruk juga sering kali ditambahkan vitamin D sebagai sumber tambahan. Jadi, buat kamu yang tidak sering terpapar matahari atau tinggal di daerah dengan cuaca mendung, mengonsumsi makanan-makanan ini bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin D.

Bagi vegetarian atau vegan, vitamin D mungkin lebih sulit didapatkan dari makanan karena kebanyakan sumbernya berasal dari produk hewani. Namun, ada suplemen vitamin D yang bisa diandalkan, terutama suplemen vitamin D2 yang biasanya bersumber dari jamur yang terpapar sinar UV. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi suplemen, karena setiap orang memiliki kebutuhan vitamin yang berbeda.

Ada juga beberapa mitos yang perlu diluruskan terkait vitamin D. Sebagian orang percaya bahwa semakin lama berjemur di bawah sinar matahari, semakin banyak vitamin D yang akan terbentuk. Faktanya, tubuh hanya memproduksi vitamin D hingga batas tertentu, dan paparan sinar matahari berlebih justru bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Cukup dengan 10-30 menit berjemur di pagi hari sudah bisa membantu tubuhmu memproduksi vitamin D yang dibutuhkan.

Meski begitu, bagi sebagian orang, produksi vitamin D dari sinar matahari saja mungkin belum cukup. Orang dengan warna kulit yang lebih gelap, misalnya, membutuhkan waktu lebih lama untuk memproduksi vitamin D karena kandungan melanin yang lebih tinggi dalam kulit mereka. Faktor-faktor lain seperti usia, penggunaan tabir surya, dan jarak geografis dari garis khatulistiwa juga bisa mempengaruhi seberapa banyak vitamin D yang bisa diproduksi oleh tubuh.

Kekurangan vitamin D biasanya tidak langsung terlihat, tapi bisa berkembang secara perlahan-lahan. Gejalanya sering kali tidak spesifik, seperti mudah lelah, nyeri otot, atau merasa lemah. Jika dibiarkan, kekurangan vitamin D yang parah bisa menyebabkan penyakit yang lebih serius seperti osteomalasia pada orang dewasa atau rakhitis pada anak-anak.

Mengatasi kekurangan vitamin D bukanlah hal yang sulit jika kamu tahu caranya. Mulailah dengan memeriksa kadar vitamin D dalam tubuh melalui tes darah sederhana. Jika memang kekurangan, dokter biasanya akan memberikan rekomendasi suplemen atau perubahan gaya hidup yang perlu dilakukan.

Tapi jangan khawatir, kebanyakan orang tidak perlu sampai mengubah pola hidup secara drastis untuk menjaga kadar vitamin D. Hanya dengan sedikit perubahan, seperti lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya vitamin D dan memperbanyak aktivitas di luar ruangan saat pagi hari, kamu sudah bisa meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh secara signifikan.

Pada akhirnya, meskipun vitamin D sering kali terlupakan, manfaatnya sangat banyak bagi kesehatan tubuh kita. Dari menjaga tulang yang kuat hingga meningkatkan mood dan melindungi dari penyakit kronis, vitamin D adalah salah satu vitamin yang tidak boleh kamu abaikan.

Jadi, jika kamu merasa lesu belakangan ini atau lebih sering jatuh sakit, mungkin sudah waktunya untuk mengecek kadar vitamin D dalam tubuhmu. Dengan sedikit perhatian pada asupan vitamin D, kamu bisa merasakan perbedaan yang besar dalam kesehatan dan kesejahteraanmu.
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال