TendaBesar.Id - Jakarta - Anies soal Pembangunan IKN: Jika Tak Mendesak Mengapa Mesti Buru-buru?. Calon presiden Anies Baswedan menyatakan bahwa kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur harus dievaluasi berdasarkan tingkat kepentingan dan keadaan mendesak. Menurutnya, proyek-proyek yang dianggap penting dan mendesak harus menjadi prioritas utama. Namun, jika suatu proyek tidak memenuhi kriteria tersebut, maka bisa dipertimbangkan untuk dilaksanakan di waktu yang lain. Ini mencerminkan bahwa Anies menggunakan pendekatan rasional dalam mengelola pembangunan dan sumber daya yang tersedia.
"Ada unsur prioritas secara urusan dan prioritas secara waktu. Kita menyebutnya dengan istilah important (penting) and urgent (mendesak), important and urgent harus kita selesaikan, tapi kalau important and not urgent bisa dikerjakan nanti," kata Anies dalam dalam dialog Pers dan Capres oleh PWI, di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Jumat (1/12/2023).
Anies Baswedan mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi banyak tantangan pembangunan. Menurutnya, sumber daya fiskal terbatas menjadi salah satu kendala yang perlu dihadapi. Anies menjelaskan bahwa kebijakan dan proyek pembangunan perlu dipilih dengan cermat untuk memastikan pemanfaatan sumber daya yang optimal guna mengatasi tantangan pembangunan yang dihadapi.
"Sumber daya fiskal yang terbatas ini mau dimanfaatkan untuk apa? Untuk membangun satu tempat atau untuk membangun hal urgen lainnya," ujar Anies.
Anies Baswedan menyampaikan pandangannya bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) berpotensi bertentangan dengan cita-cita untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, anggaran yang sangat besar yang dialokasikan untuk pembangunan IKN dapat menjadi sebuah hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan SDM. Dalam hal ini Anies memperhatikan alokasi anggaran dan perlunya kebijakan pembangunan yang seimbang, mempertimbangkan prioritas-prioritas nasional termasuk pembangunan manusia, sambil tetap memahami tantangan dan kebutuhan infrastruktur nasional
Mantan Gubernur DKI itu menyoroti ketidaksejahteraan para guru honorer di Indonesia, sambil mencoba membayangkan perasaan mereka. Hal ini menunjukkan kepedulian Anies terhadap kondisi sosial dan ekonomi para guru honorer yang seringkali menghadapi tantangan finansial dan ketidakpastian pekerjaan. Gagasan ini menegaskan bahwa Anies memberikan perhatian lebih terhadap sektor pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan para pendidik di Indonesia.
"Bagaimana kalau guru-guru honorer mendengar ada alokasi dana sekian triliun sementara dia ingin diangkat, tapi alasannya anggarannya belum ada. Bagaimana kita menjelaskan kepada guru honorer ini. Sedangkan kita menginginkan kualitas manusia yang lebih baik," sambung Anies.
Seperti diketahui Anies Baswedan adalah calon presiden yang diusung oleh koalisi partai-partai politik, termasuk PKS (Partai Keadilan Sejahtera), PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), dan NasDem (Partai Nasional Demokrat). Sebagai capres dari koalisi ini, tentu saja, ia akan diharapkan untuk mewujudkan visi dan janji politik dari partai-partai yang mendukungnya.
Dalam konteks ini, PKS memiliki janji politik untuk memperjuangkan Jakarta sebagai ibu kota, oleh karenanya dapat diasumsikan bahwa Anies Baswedan, sebagai calon yang diusung oleh PKS, akan mendukung dan berkomitmen untuk merealisasikan agenda tersebut jika terpilih sebagai presiden.
Namun, hal ini tetap menjadi pernyataan umum dan rincian serta implementasi dari janji tersebut akan tergantung pada platform dan program yang kemudian diusung oleh Anies Baswedan dalam kampanye dan perjalanan politiknya.