TendaBesar.Com - Jakarta - Pandemi covid-19 yang menyebabkan krisis berlarut di berbagai sector makin hari makin menampakkan kelemahan dunia. Hampir semua dunia ditenggarai mengalami dampak krisis ekonomi dan kesehatan.
Namun demikian ada juga dampak positifnya di mana perang saudara di beberapa Negara di Timur Tengah juga dapat dihentikan oleh wabah pandemi.
Krisis ekonomi akibat wabah pandemi dirasakan dari awal tahun hingga akhir tahun ini. Baik kuartal pertama kedua dan ke tiga khususnya Indonesia telah mengalami pukulan yang cukup telak meskipun tidak separah beberapa Negara asia lainnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia resmi mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 terkontraksi atau minus 3,49 persen.
Sementara pada kuartal sebelumnya yakni pada kuartal II-2020 pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen, sangat menghawatirkan.
Hasil pantauan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang sampaikan oleh ketua BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan bahwa, seluruh pulau mengalami pertumbuhan ekonomi dengan kontraksi kedalaman yang berbeda-beda.
Dilaporkan oleh BPS bahwa kontraksi tertinggi pertumbuhan ekonomi daerah terjadi di kawasan Bali, Nusa Tenggara serta Pulau Jawa. Ekonomi di kedua wilayah ini tercatat minus lebih parah disbandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami minus -3,49 persen.
Kenyataan tersebut sangat ironis. Sebab pulau Bali dan Nusa Tenggara memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya sebesar 2,92 persen. Sementara Pulau Jawa memberikan kontribusi tertinggi yakni sekitar 58,88 persen.
"Bali dan Nusa Tenggara mengalami kontraksi yang paling dalam yaitu sebesar -6,80 persen. Jawa yang sumbangannya paling besar masih mengalami kontraksi -4 persen," terang Kecuk, Kamis (5/11/2020).
Rekor serupa turut dibukukan oleh Kalimantan. Pulau yang mampu memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 7,70 persen tersebut ekonominya mengalami kontraksi yakni minus 4,23 persen lebih tinggi dari 3,49 persen kontraksi nasional.
Daerah lain seperti Sumatera sebagai pulau dengan kontribusinya terhadap PDB terbesar kedua dengan yakni 21,53 persen, mengalami pertumbuhan pertumbuhan ekonomi terhitung negatif 2,22 persen. Sedangkan Papua dan Maluku yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 2,37 persen perekonomiannya juga -1,83 persen.
"Sementara di Sulawesi masih mengalami kontraksi yang paling landai, yaitu sebesar 0,82 persen," pungkas Kecuk. (ah/tendabesar)