Trump Tegaskan Rencana Ambil Alih Gaza Tanpa Kirim Tentara, Dunia Tetap Menolak

Donald Trump tegaskan rencana ambil alih Jalur Gaza tanpa pengerahan tentara. Meski begitu, dunia tetap mengecam, termasuk Indonesia yang menolak keras rencana ini.

TendaBesar.Id - Washington DC – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menegaskan rencananya untuk mengambil alih Jalur Gaza dari Israel, meskipun rencana ini menuai penolakan dari berbagai pihak di dunia, termasuk Palestina. Kali ini, Trump menekankan bahwa pengambilalihan tersebut tidak akan melibatkan tentara AS.

Melalui unggahannya di platform media sosial Truth Social pada Jumat (7/2/2025), Trump menulis, "Jalur Gaza akan diserahkan ke Amerika Serikat oleh Israel setelah pertempuran berakhir." Dia menambahkan dengan nada yakin, "Tentara AS tidak akan dibutuhkan! Stabilitas di kawasan akan terwujud!!!"

Meskipun Trump memastikan tidak ada pengerahan tentara, rencana ini tetap memicu kecaman global. Berbagai pemimpin dunia, termasuk dari Palestina, menyatakan keprihatinan atas dampak rencana tersebut bagi kawasan Timur Tengah. Mereka khawatir langkah ini hanya akan memperparah krisis dan menambah ketidakstabilan. Indonesia menjadi salah satu negara yang menolak keras rencana ini, terutama terkait pemindahan paksa penduduk Gaza.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan bahwa ide ini "tidak dimaksudkan untuk bersikap bermusuhan." Gedung Putih juga menegaskan bahwa tidak ada komitmen untuk mengerahkan tentara AS, dan pemindahan warga Palestina hanya bersifat sementara. Namun, penolakan dari berbagai negara tidak berkurang.

Trump tetap teguh dengan rencananya, menegaskan bahwa warga Palestina akan dimukimkan kembali di komunitas yang lebih aman dan modern. "Saat Israel menyerahkan Gaza kepada Amerika Serikat, warga Palestina sudah akan tinggal di tempat yang lebih indah dengan rumah-rumah baru dan modern," jelasnya. "Mereka akan memiliki kesempatan untuk hidup lebih bahagia, aman, dan bebas," tambahnya.

Rencana ini pertama kali diumumkan Trump pada Selasa (4/2) saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Netanyahu menyambut baik ide tersebut, menyebutnya "gagasan luar biasa." Namun, mayoritas dunia mengecam langkah Trump ini. Banyak yang menganggapnya melanggar hak asasi manusia dan menciptakan ketidakpastian lebih lanjut di kawasan.

Para pemimpin global khawatir bahwa pemindahan paksa warga Gaza hanya akan memperburuk krisis kemanusiaan di sana. Indonesia, bersama negara-negara lain, terus menyerukan solusi damai yang melibatkan Israel dan Palestina tanpa langkah sepihak yang berisiko memperparah situasi.
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال