Oleh: Shobri, M.E.I
Sekretaris Daerah Partai Gelora Kabupaten Bogor 2019-2021
Proses pilpres 2024 ditenggarai memiliki paling banyak catatan buruk dalam sejarah pemilu presiden dan wakil presiden di negeri gemah ripah loh jenawe ini. Betapa tidak catatan buruk itu nampak dari bau busuk kecurangan dengan berbagai modus praktek nepotisme dengan memperkosa hukum sebagai alatnya, politisasi bansos untuk salah satu calon dan fakta lainnya yang telah diungkap dalam persidangan sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi. Berbagai indikasi kecurangan itu menyeruak secara terang benderang meskipun dibungkus dengan berbagai dalil dan alibi penguasa secara membabi buta.
Adanya berbagai praktek kotor dalam bentuk perusakan sistem demokrasi yang dilakukan penguasa menuai kritik keras dari berbagai universitas, kalangan akademisi, dan tokoh nasional dari berbagai kalangan. Namun semua kritik itu tidak lantas membuat punggawa kekuasaan sadar akan kekeliruannya justru malah semakin menjadi jadi demi hasrat melanggengkan sang pangeran sebagai penerus tahta kekuasaan.
Pasca proses Pilpres yang dinilai melelahkan tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah yang juga juru bicara capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran, mengajak semua elite partai politik bersatu kembali untuk membangun negeri menjadi lebih baik.
Fahri mengajak elite partai agar bersatu dalam pemerintahan, untuk bersama-sama menunaikan janji-janji pemerintahan Prabowo-Gibran kepada masyarakat Indonesia, mengingat kondisi global saat ini tidak baik-baik saja.
Fahri meyakini bahwa Indonesia memiliki peluang besar memimpin situasi global sekarang ini, dengan presiden terpilih Prabowo yang mempunyai riwayat militer jika seluruh elemen yang ada saat ini kuat dan solid.
"Saya kira platform rekonsiliasi tetap menjadi komitmen pak Prabowo dan rekonsiliasi itu artinya adalah mari kita konsolidasi kembali semuanya, hal-hal yang selama ini terjadi tidak harus membuat kita bertengkar. Mari kita rumuskan karena pada dasarnya alasan untuk bersatu jauh lebih banyak dari pada perbedaan-perbedaan," tegas Fahri dihadapan awak media yang dirilis oleh gelora talk pada Rabu, 24 April 2024.
Namun sangat disayangkan seruan Fahri itu seolah sebatas gimik belaka, sebab di sisi lain Partai Gelora Indonesia justru tidak menghendaki semua elit partai bergabung dalam koalisi pemerintah terpilih.Hal itu nampak dari penolakan sekjen Gelora Mahfuz Sidik terhadap bergabungnya PKS rumah politik lamanya ke dalam koalisi pemerintahan baru nanti. Hal itu terungkap dari rilis yang sampaikan Gelora talk pada Sabtu, 27 April 2024 dengan judul "Ingin Gabung Prabowo, Mahfuz Sidik: Janji PKS Jadi Partai Penyeimbang Pemerintah Dipertanyakan".
Dalam rilis tersebut, Mahfuz menolak PKS bergabung dalam koalisi besar pemerintah baru karena ia menilai PKS kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat, salah satunya seperti cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam Kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma'ruf Amin pada 2019, yang menurutnya muncul dari PKS.
Penulis menilai bahwa narasi yang Mahfuz lontarkan menuduh bahwa narasi penghianat itu lahir dari PKS adalah berlebihan, sebab sebelum memastikan itu dari PKS mestinya Mahfuz Sidik cek dulu narasi itu benar benar murni lahir dari PKS atau justru dari personal yang kecewa dengan Prabowo, sebeb hakekatnya narasi itu lahir dari pendukung prabowo 2019 yang sebagiannya bukan partisan, sementara sebagian lainnya adalah partisan yang berada di banyak partai politik dan salah satunya juga saat ini berada di kader gelora itu sendiri.
Penulis yang juga kader Gelora, merintis partai Gelora Kabupaten Bogor dan menjabat Sekretaris Daerah Partai Gelora Kabupaten Bogor 2019-2021, merasa perlu mengingatkan kepada Sekjen Gelora agar narasi besar Gelora yakni kolaborasi membangun indonesia 5 besar dunia tidak hanya gimik semata.
Sebagai politisi senior yang sudah cukup matang mestinya Mahfuz Sidik membuang jauh sifat dendamnya pada PKS. Beliau harus siap bekerja sama, berkolaborasi dengan pihak manapun, partai politik manapun, entah itu lawan maupun kawan jika tujuannya untuk kepentingan bangsa dan negara, sebab itulah yang diperjuangkan Gelora. Terlebih apapun itu PKS telah berjasa membesarkan Anies Matta, Fahri Hamzah dan juga Mahfuz Sidik dalam karir politik mereka selama ini.
Wallohu'alam