Nasdem Cerdas Lihat Peluang! Partai Lain Malu-malu Terus Terang!


TendaBesar.Com - Jakarta - Untuk memenangkan pemilu 2024 partai politik membutuhkan kecermatan dan ketepatan kebijakan sehingga mampu mendapatkan simpati dan memenangkan hati masyarakat.

Hal itu Nampak terlihat dari Partai NasDem yang memanfaatkan peluang tokoh-tokoh beken yang telah muncul kepermukaan untuk mengkapitalisasi partainya sehingga mudah mendapatkan simpati rakyat.

Langkah yang dilakukan Nasdem adalah menghimpun suara arus bawah terkait calon presiden yang bakal diusung di 2024. NasDem meminta semua kadernya berpartisipasi memberikan masukan erkait tokoh yang akan diproyeksikan sebaai Capres  kepada DPP melalui DPW untuk dipertimbangkan nantinya diusung di 2024.

Hal itu telah rampung dilakukan dan kini tinggal menunggu hitungan jam, Partai NasDem bakal mengumumkan tiga nama kandidat calon presiden (Capres) yang telah dihimpun dari usulan setiap Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dari 34 Provinsi pada rapat kerja nasional (rakernas) pada 15-17 Juni 2022.

Tak ayal sederet tokoh dari internal partai maupun eksternal telah diusulkan untuk dapat diputuskan dan diumumkan sebagai tiga kandidat utama yang akan diusung sebagai Capres dari partai besutan Surya Paloh, pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 nanti.

Dari beberapa tokoh beken yang telah malang melintang dakam berbagai survey, pemilik usulan tertinggi dari 34 DPW jatuh pada Gubernur DKI Anies Baswedan disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Tidak direkomendasikannya nama Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudoyono (AHY) dalam usulan DPW, menurut Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, adalah pilihan yang  tepat bagi partai Nasdem.

"Tidak masuk (Prabowo dan AHY dalam Capres Rakernas), sudah benar realistis," ujar Hanta di Senayan Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2022).

Hanta menilai bahwa alasan tidak diusulkannya nama Prabowo dan AHY karena kedua tokoh tersebut merupakan figur ketua umum partai yang sudah melekat identitas partainya masing-masing.

"Karena dia udah punya partai, NasDem realistis ngapain ngambil figur yang terasosiasi kuat ketum partainya. Jadi faktor Prabowo Ketum partai, kedua AHY juga ketum partai itu yang saya baca," beber Hanta.

Adapun masuknya  nama Anies Baswedan maupun Ganjar  Pranowo yang mendapatkan usulan terbanyak pertama dan kedua dari DPW, menurut Hanta adalah figur yang tepat sebagai nama baru yang nantinya diusulkan oleh NasDem sebagai capresnya.

"Kedua, NasDem baca dari kekuatan elektabilitas Anies dan Ganjar lebih prospektif. Karena figur baru dan mereka bukan ketum, kalau Prabowo figur lama. Meski tentu masih punya basis masih cukup kuat tapi beliau Ketum Gerindra," jelas Hanta.

Hanta juga menjelaskan benefit atau keuntungan yang akan didapat Partai NasDem jika nantinya mengusung Anies Baswedan saat Pilpres 2024. Hanta mengatakan faktor elektabilitas Anies yang cukup tinggi, dibarengi dengan posisinya sebagai nonpartai itu akan sangat menguntung bagi NasDem.

"Justru yang nonpartai itu yang elektabilitasnya tinggi akan menguntungkan NasDem," tegas Hanta.

Apabila  NasDem di bawah komando Surya Paloh menjatuhkan pilihannya kepada Anies Baswedan, kemungkinan besar akan mendongkrak elektabilitas partai biru tua itu. Menurutnya, faktor tersebut harus bisa menjadi bahan pertimbangan Partai NasDem. Terlebih sosok Anies yang apabila berkunjung ke mana saja selalu disambut bak presiden yang tertunda.

"Jadi NasDem yang harus dipikirkan satu peluang menang dari Capres yang elektabilitasnya tinggi. Kedua cari Capres yang bisa menyumbang suara secara elektoral yang belum terobsesi ke partai lain. Sementara Anies karena belum punya warna jaket, itu lebih bisa diandalkan memberi dampak dari sisi efek elektoralnya," prediksi Hanta.

Berbeda dengan Anies, ketika berbicara sosok Ganjar, Hanta, mengatakan bahwa sosok Gubernur Jawa Tengah tu, juga berpeluang memberikan elektabilitas bagi NasDem,  asalkan Ganjar tak diusung oleh PDIP.

"Kalau Ganjar kan belum tahu, kalau misal tidak diusung oleh PDIP sama saja. Mendukung Ganjar bisa memberikan dampak kuat ke NasDem kalau dia tidak didukung oleh PDIP," kata Hanta.

Hanta menilai skema yang dilakukan Partai NasDem adalah skema cerdas yang akan memberikan dampak besar bagi elektabilitas partai di mana  Surya Paloh memilih untuk tidak mencalonkan diri sebagai capres.

"NasDem bagusnya di situ, orang kebiasaan ketum yang jadi capres dan NasDem ketumnya gamau jadi capres. NasDem membuka peluang dan besok diumumkan," tutur Hanta.

Hanta Yuda memuji langkah yang dilakukan partai NasDem, karena akan berdampak baik bagi partai besutan Surya Paloh itu. Skema yang dimainkan NasDem menjadikan Surya Paloh  menjadi king maker di mana NasDem akan menjadi poros koalisi di pemilu 2024.

"Saya kira NasDem berpotensi Pak Surya sebagai king maker dan NasDem menjadi poros nanti koalisi. NasDem ajak Gerindra sudah bisa ajak PKB udah bisa. Tapi kalau Demokrat atau PKS harus tiga partai," tukas Hanta.

Dalam rakernas tersebut didapatkan usulan nama dengan jumlah DPW yang merekomendasikannya antara lain:
 
1. Anies Basweda; Gubernur DKI Jakarta itu mendapat rekomendasi dari 32 DPW NasDem seluruh Indonesia, kecuali DPW NasDem Papua Barat dan DPW NasDem Kalimantan Timur.

2. Ganjar Pranowo; Gubernur Jateng itu mendapat rekomendasi dari 29 DPW NasDem di seluruh Indonesia, kecuali DPW NasDem Kalimantan Timur, DPW NasDem Banten, DPW NasDem Kalimantan Selatan, DPW NasDem Maluku Utara dan DPW NasDem DKI Jakarta.

3. Jendral Andika Perkasa; Panglima TNI  yang baru beberapa bulan dinobatkan itu mendapat rekomendasi dari 13 DPW NasDem di seluruh Indonesia.

(mhi/tb)

Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال