TendaBesar.Com - Kajian - Lahir sebagai manusia apapun agamanya memiliki tanggung jawab sesuai dengan kepercayaan dan ajaran agamanya.
Umat islam usai dilahirkan dari rahim ibunya, dia memiliki tanggung jawab kepada Rabb-nya dan tanggung jawab itu termaktub dalam rukum iman dan rukun islam.
Hidup dan matiny hati seseorang dalam islam dapat dilihat dari ciri-ciri dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dan bila ini terjadi pada seseorang maka bisa dipastikan hatinya telah mati menurut pandangan agama islam. Apa itu?
1. Dengan Entengnya Meninggalkan Shalat.
Shalat lima waktu wajib dilakukan sepanjang hayat dan sengaja meninggalkan satu shalat pun maka dosanya sangat besar dan bergelar ia dengan nama fasiq. Orang yang tidak shalat akan diazab di dalam kubur, di padang mahsyar dan di dalam neraka.
Orang yang hatinya telah mati maka dirinya tidak merasa bimbang sedikit pun dengan azab yang sedang menungggunya. Dengan demikian jika ada di antara kita, keluarga kita, kerabat dan sahabat kita berani meninggalkan shalat, maka ketahwilah bahwa hakikatnya hatinya telah mati meskipun jasadnya masih hidup.
2. Merasa Tenang Walupun Setiap Hari Melakukan Dosa
Ciri berikutnya mereka yang hatinya telah mati adalah merasa tenang ketika berbuat dosa. Orang yang hatinya telah mati maka dia tidak merasa gelisah ketika berbuat dosa. Sebaliknya dia merasa senang dan meremehkan setiap nasihat yanag disampaikan kepadanya. Maka dosa yang mereka lakukan telah menutup dan membuat mati hatinya.
Firman Allah :
كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya segala dosa yang selalu mereka lakukan telah menutup hati mereka.” (QS Al-Muthaffifin : 14)
3. Jauh Dari Tuntunan Hidupnya Al-Qur'an yang Mulia
Mereka yang terindikasi hatinya telah mati, salah satunya adalah mereka yang tidak pernah membuka lembaran-lembaran Al Qur'an. Tidak ada masa dalam hidupnya untuk membuka Qur'an, membaca dan memerhatikan maknanya.
Sepanjang hidupnya dia sibuk dengan perkara lain yang dianggap lebih baik dari membuang masa membaca dan memerhatikan makna Al-Qur'an. Maka karena dia jauh dari Al Qur'an ia juga tidak merasa tersentuh hatinya ketika Al Qur'an dilecehkan atau dihinakan oleh orang lain atau bahkan dirinya sendiri yang melecehkan Al Qur'an.
Firman Allah :
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Artinya: "Maka kenapakah mereka tidak mau memerhatikan Al-Qur'an bahkan hati mereka sebenarnya telah terkunci.” (QS Muhammad : 24)
4. Tak Ada Waktu yang Disisihkan untuk Memikirkan Perkara Agama
Ciri lain dari mereka yang hatinya telah mati adalah tidak tergerak hatinya untuk memikirkan masalah agama. Meskipun ada kajian berjubel di tempatnya, di masjid-masjid, musholla-musholla, ia sama sekali tidak tergerak untuk menghadirinya.
Dia menjauhkan dirinya dari nasihat agama dengan cara tidak meu hadir di majelis-majelis taklim atau kajian-kajian keagamaan.
Firman Allah :
أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Artinya: "Mereka itulah orang-orang yang hati mereka, telinga mereka dan mata mereka telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS An-Nahl : 108)
5. Hidupnya Tajassus dan Enggan Mendengar Nasihat
Indikasi orang yang hatinya telah mati adalah susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. Mereka yang hati telah mati, hidupnya dihabiskan untuk tajassus atau mencari kesalahan orang. Sementara kesahan dirinya meskipun hampir tiap detik melakukannya dia lupakan begitu saja.
Orang seperti ini diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Tinggalkan perangai suka sangka buruk kerana sangka buruk itu adalah dosa dan jangan kamu mencari-cari salah orang lain.” (QS Al-Hujuraat : 12)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩
Artinya: "Dan sungguhnya akan Kami isikan dalam neraka Jahanam ramai dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti binatang bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai dari mendengar kebenaran.” (QS Al-A’raf : 179)
6.Tidak Takut dengan Azab Kubur maupun Azab Akhirat
Mereka yang hatinya telah mati mengabaikan tentang peringatan azab kubur maupun azab akhirat. Bahkan terkesan kadang menantang semua peringatan Tuhan itu dengan tenggelam dalam kemelut dosa yang tiada batas.
Dan mereka kelak akan meminta dikembalikan ke dunia untuk menghabiskan hidupnya dengan perbuatan amal soleh, namun kala itu selesai sudah kesempatannya.
Firman Allah :
وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Artinya: "Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya (mereka berkata), “Wahai Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal solih. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin (tetapi mereka sudah terlambat)." (Q.S As-Sajadah:12)
Maka dari wahai sahabat, mari bertaubat sebelum terlambat. Sebab syurga itu begitu indah dan neraka itu begitu mengerikan. Jika saja kedua diperlihatkan dalam kehidupan dunia niscaya tidak seorangpun akan membiarkan dirinya tenggelam dalam perbuatan dosa.
Karenanya mari kembali kepada-Nya. Jangan biarkan diri tenggelam dalam nista di hadapan-Nya.
Wallahu'alam..
Semoga bermanfaat..