TendaBesar.Com - Bogor - Kecewa dengan BP-ICAT pembaruan dan Al Irsyad atas gagalnya pertemuan dengan perwakilan orang tua murid (OTM) yang telah dijadwalkan pada hari Selasa, 5 Oktober 2021, jam 10 pagi, membuat mereka berang.
Dikomandoi oleh Febri Purnama Esya , S.E. Msi, salah seorang dari orang tua murid langsung mengadakan pertemuan via zoom meeting dengan tema “Pertemuan dalam Rangka Sumbangsih Penyelesaian Polemik Sekolah IT At Taufiq”. Pertemuan itu dihadiri 573 orang yang terdiri dari guru, karyawan, manajemen dan orang tua murid. Selasa (5/10/2021)
Dalam pertemuan itu Febri menyampaikan bahwa dengan adanya konflik yang terjadi di sekolah IT At Taufiq, justru yang menjadi korban adalah orang tua. Febri juga mengatakan bahwa orang tua murid memiliki kekuatan untuk mendorong agar kedua belah pihak segera duduk bareng dan menyelesaikan konflik.
“Selama ini Yayasan yang berperang, tapi yang menjadi korban kita semua. Ini bukan situasi yang enak, kita punya kekuatan untuk mendorong agar ini segera selesai”, kata Febri emosional.
Febri menyebut bahwa kedua belah pihak tidak ada satupun yang memiliki keuatan 100 persen untuk menguasai pengelolaan sekolah IT At Taufiq. Pengusaha itu menyampaikan baik pihak Yayasan Al Irsyad Al Islamiyah Bogor (YAAB) maupun Yayasan At Taufiq ICAT Bogor (YATIB) memiliki kelemahan.
“100 pesen yang terjadi di At Taufiq, tidak ada satupun yang kuat keduanya memiliki kelemahan. Ini bukan perkara pribadi ustaz Syarif dan ustaz Kadir. Makanya saya berani mempertemukan bapak ibu di sini”, jelas Febri.
Gerakan itu disebut gerakan mulai dari orang tua murid, guru, dan karyawan. Gerakan yang akan mendamaikan pihak-pihak yang berpolemik di sekolah IT At Taufiq, agar seluruh orang tua tidak lagi ketakutan terhadap nasib pendidikan anak-anak mereka.
“Saya sudah satu bulan mendamaikan kalian tapi kalian tidak mau berdamai. Kalau kalian mau perang kita perang. Kita bisa marah sama mereka kita bisa gugat mereka berdua. Kalo ustaz ustaz ini tidak mampu menjaga amanah, kita ambil alih”, tegas Febri.
Febri menyampaikan bahwa selama ini orang tua berharap mereka mau duduk bareng menyelesaikan konflik, tapi makin kesini makin runyam, para guru mulai dibuat tidak nyaman, mereka diganggu dan ini membuat kita semua marah.
“Saya saat ini terjun, harus ada yang berani tangannya kotor, dan saya yang ambil itu, biar saya yang ambil itu. Bapak ibu cukup berikan dukungan. Ketika para ustaz diganggu marah saya”, lanjut Febri.
Febri juga meminta agar orang tua murid tidak melakukan pembayaran lagi. Karena pembayaran itu dijadikan sebagai amunisi buat mereka yang berkonflik terus berada dalam konflik dan memperpanjang durasi konflik.
“Stop pembayaran ke semua rekening, baik ke Muamalat, BJB maupun BSI. Kemaren kita Gergaji Al Irsyad, hal yang sama kita lakukan kepada Yatib”, kata Febri
Pria asal medan itu juga mengatakan jika orang tua murid memberikan kesempatan kepada pihak YAAB dan YATIB untuk segera menyelesaikan konflik. Al Irsyad Cuma diberikan kewenangan untuk mengawasi pengelolaan sekolah IT At Taufiq. Sementara Yatib hanya diminta mengkonsolidasikan semua kepengurusan ICAT.
“Saya sampaikan, saya masih kasih kesempatan kepada Al Irsyad dan Yatib untuk segera menyelesaikan. Kalo tidk maka kita perang. Al irsyad anda cuma dikasih kewenangan untuk mengawasi, bukan untuk mengelolanya, dan itu sudah selesai di 2008. Posisi Yatib, tidak ada satupun kalimat yang mengatakan bahwa Yatib diberikan pengelolaan. Yatib diberi tugas untuk mengkonsolidasikan semua kepengurusan di ICAT”, papar Febri.
Febri mengultimatum kepada Al Irsyad untuk menyerahkan izin operasional kepada pengelola baru yang nantinya akan terbentuk. Dan pengelolaan baru itu di bawah kendali Majelis Umana sesuai mandate Syaikh Babaidhan (alm) kepada Syaikh Abdulloh Baharmus (alm).
“Kepada Al Irsyad kalo anda tidak serahkan itu izin ayo kita main. BP-ICAT bubarkan. Majelis Umana yang akan membentuk badan baru. Para guru, orang tua dan alumni harus terlibat di dalamnya. Yatib bertanggung jawab atas pengelolaan selama ini. Kita diberikan kekuatan sama Syaikh Baharmuz, beliau sudah mempersiapkan semuanya supaya harta wakap ini dijaga bersama”, pungkas Febri.
(fer/tendabesar)