TendaBesar.Com - Opini - Seperti diketahui bahwa penyakit sombong adalah penyakit yang amat berhaya baik buat diri sendiri maupun orang lain. Tidak sedikit orang yang dijangkiti penyakit sombong tidak hanya membahayakan dirinya tapi juga membahayakan keluarganya atau bahkan tetangganya, teman kerjanya bahkan orang lain yang sama sekali tidak terkait dengannya. sebuah hadts Rosululloh ini perlu menjadi perhatian kita agar terhindar dari penyakit yang satu ini.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Dari Abdullah bin Mas'ud ra, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,beliau bersabda; "Tidak akan masuk surga, orang yg di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan. Seorang laki-laki bertanya, Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila baju & sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah itu bagus menyukai yg bagus, kesombongan itu menolak kebenaran & meremehkan manusia". [HR. Muslim No.131].
Imam Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashoihul al-Ibad, mengutip petuah Syekh Abdul Qodir al-Jaelani untuk menjauhi sifat sombong. Adapun petuahnya ialah:
Sombong adalah penyakit yang berbahaya, penyakit inilah yang menyebabkan iblis diusir dari Sorga dan menjadi makhluk terkutuk sepanjang zaman.
Bahkan sombong dalam Hadits diatas menjadi penghalang seorang hamba tertolak untuk masuk Sorga, walaupun sombong itu ada dalam hati nya hanya sebesar dzarroh.
Oleh karena itu, imam Annawawi albantani, mengutip pendapat Syaikh Abdul qodir al-Jaelani, yang ditulis dalam kitab beliau Nashoihul 'ibaad, tentang terapi dari penyakit Sombong. Yaitu,
إﺫﺍ ﻟﻘﻴﺖ أﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭأﻳﺖ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻟﻪ ﻋﻠﻴﻚ، ﻭﺗﻘﻮﻝ: ﻋﺴﻰ أﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮﺍ ﻣﻨﻲ ﻭأﺭﻓﻊ ﺩﺭﺟﺔ
"Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu, “Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku".
فاﻥ ﻛﺎﻥ ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ: ﻫﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﻌﺺ ﺍﻟﻠﻪ ﻭأﻧﺎ ﻗﺪ ﻋﺼﻴﺖ ﻓﻼ ﺷﻚ إﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ
"Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, "Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku".
ﻭإﻥ ﻛﺎﻥ ﻛﺒﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ: ﻫﺬﺍ ﻗﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻠﻰ
"Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu, "Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku"."
ﻭإﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻗﻠﺖ: ﻫﺬﺍ أعطى ﻣﺎ ﻟﻢ أﺑﻠﻎ ﻭﻧﺎﻝ ﻣﺎ ﻟﻢ أﻧﻞ ﻭﻋﻠﻢ ﻣﺎ ﺟﻬﻠﺖ ﻭﻫﻮ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﻌﻠﻤﻪ
"Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu, "Orang ini memperoleh karunia yang tidak kudapat, mencapai kedudukan yang tidak kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku"."
ﻭإﻥ ﻛﺎﻥ ﺟﺎﻫﻼ ﻗﻠﺖ: ﻫﺬﺍ ﻋﺼﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺠﻬﻞ ﻭأﻧﺎ ﻋﺼﻴﺘﻪ ﺑﻌﻠﻢ ﻭﻻ أﺩﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻰ أﻭ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻪ
"Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu, "Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak"."
Kitab Nashoihul 'ibaad, hal. 12. Inilah terapi agar tidak ada celah kesombongan dalam diri kita.