Demokrat Akui Sulit Berkoalisi dengan PDIP, Partai Kasus Bansos

Demikrat-PDIP sulit koalisi.kastara.id

TendaBesar.Com - Jakarta - Meskipun pemilhan presiden masih jauh empat tahun 3 tahun ke depan, namun panasnya politik Indonesia terus membara sejak awal.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa secara ideologi dan basis massa PDIP dan Demokrat berbeda jadi sulit untuk berkoalisi.

Merasa diremehkan, politikus Demokrat Rachland Nashidik setuju dengan Hasto. Demorkat juga akan sangat sulit berkoalisi dengan PDIP.

"Saya tidak tahu apa keputusan DPP PD. Tapi pendapat saya mirip dengan Hasto," kata  Rachland , Rabu (2/6/2021).

Rachland mengatakan, Demorkat sulit berkoalisi dengan PDIP karena kasus korupsi. Bahkan PDIP tercatat sebagai Partai yang kadernya paling banyak dan paling loyal berbuat korupsi. PDIP pun disematkan sebagai partai Raja korupsi. Rachland  juga mengungkit soal kasus korupsi Bansos oleh kader PDIP dan juga kasus Harun Masiku.

"Bukan tak mungkin, tapi menurut saya, sulit bagi Demokrat berkoalisi dengan Partai kasus Bansos, Masiku," ucap Rachland menyindir.

Di tempat terpisah, Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief mengatakan, Demokrat, justru bunuh diri jika berkoalisi dengan PDIP yang notabene sebagai partai penguasa. Sebab, arus ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah menjadi kerugian.

"Di tengah ketidakpuasan atas pemerintah yang sudah meluas tentu kerugian besar jika Demokrat ikut dalam koalisi PDIP. Sama juga dengan bunuh diri politik. Kami memilih cara dengan cermat dan menghitung banyak aspek," kata Andi.

Andi juga meyakini bahwa Demokrat pasti bisa menang pada Pemilu melawan koalisi yang dibentuk PDIP di 2024, dengan syarat aparat pemerintah seperti TNI, Plri, seluruh birokrasi juga penyelenggara pemilu benar-benar netral dalam pesta rakyat tersebut.

"Kami yakin, jika 2024 pilpres berjalan dengan adil, BIN, Kepolisian, birokrasi, serta TNI dan penyelenggara bersikap netral, saatnya koalisi Partai demokrat dan partai lain di luar PDIP memenangkan Pilpres. Walaupun PDIP menggunakan 'nafas buatan' Pak Prabowo," lanjut Andi.

Diketahui sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan sulit untuk berkoalisi dengan PKS dan Demokrat. Pertama, kesulitan koalisi dengan PKS sebab perbedaan ideologi. PDIP dengan idiologi kirinya sementara PKS dengan idiologi kanannya.

"PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda. Sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," kata Hasto dalam diskusi daring, Jumat (28/5/2021).

Hasto juga mengatakan PDIP dan Demokrat memiliki basis dan DNA partai yang berbeda. Sekjen PDIP itu mengatakan demikian karena tidak ingin dijodohkan dengan Demokrat lantaran karakter kedua partai yang berbeda.

"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Demokrat) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tapi juga bertumpu pada kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya kami berbeda dengan Partai Demokrat. Ini tegas-tegas saja, supaya tidak ada juru nikah yang ingin mempertemukan tersebut. Karena beda karakternya, naturenya," tegas Hasto (af/tendabesar)
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال