Pemarah itu Menunjukkan Kualitasnya Liar dan Rendah


Oleh: Abdulloh PN

TendaBesar.Id - Opini - Orang yang selalu menyelesaikan masalah dengan marah, emosi, dan teriak-teriak.. dia sebenarnya tengah menunjukkan di depan publik, bahwa ia tak punya banyak pengetahuan di kepalanya, ilmunya sedikit dan pilihan solusi di kepalanya sangat terbatas.

Alhasil ia kembali ke setelan dasar makhluk liar. Teriak, menggeram, marah. Sama seperti seluruh hewan liar saat ingin menunjukkan kekuatan kepada musuhnya. Anjing yang menggonggong, Harimau, singa, beruang yang mengaum dan sejenisnya.

Di sini kita paham bahwa itulah bedanya manusia sejati dengan makhluk Alloh yang lain.

Maka dalam banyak kitab klasik, disebutkan oleh para ulama bahwa manusia yang mulia itu adalah mereka yang senang belajar dan mencari ilmu.

Sebab kalau sekedar kuat,  semua makhluk punya kekuatan. Kalau sekedar cinta dan kasih sayang, semua makhluk punya cinta dan kasih sayang, apalagi nafsu semua makhluk punya itu.

Tapi, yang senang ilmu itu cuma manusia.
Manusia yang sebenarnya ialah mereka yang senang dengan majelis ilmu, ngaji dan mencari nasihat kebaikan. Sebab ilmulah yang akan mengangkat derajat seorang makhluk. Dimuliakan lewat akhlak dan pengetahuannya.

Saat isi pikiran manusia penuh dengan pengetahuan. Hal itu yang membuatnya punya banyak pilihan solusi, alternatif cara dan ragam imajinasi saat berhadapan dengan masalah.

Ia tahu harus memilih pendekatan yang mana. Ia tahu beragam cara lembut yang bisa diambil. Sehingga harkat martabatnya tetap terjaga. Alhasil ilmu pengetahuan yang luas, insya Allah akan membuatnya tak mudah marah-marah lagi.

Maka jika ada orang yang hanya bisa marah saat punya masalah. Hanya bisa emosi saat ketemu musibah. Dia tak jauh beda dengan makhluk Alloh lainnya liar dan rendah.

Pantas kalau kemudian Rasulullah Shollallahu'alaihi wassallam menjadikan kendali atas kemarahan sebagai simbol kekuatan tertinggi.

"Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi yang dapat menguasai diri di kala ia marah". (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Karena tak semua orang tetap bisa menjadi manusia saat emosinya sudah ada di pucuk hatinya. Dan mereka yang gagal mengelolanya.. sebenarnya ia tengah menunjukkan kualitas terendah dirinya.

Belajar sabar. Belajar tenang. Tahan diri bereaksi. Dan tunjukkan bahwa kita manusia berilmu. Bukan hanya sekedar punya nafsu.

Semoga Allah SWT selalu memberikan Anda dan Keluarga semuanya kesehatan, kebahagiaan, keluarga yg sakinah mawadah warohmah,  kemudahan dalam segala urusan,  rezeki yg banyak dan barokah, ilmu yg bermanfaat, sukses dunia akhirat, selalu dlm lindungan Allah SWT dimana pun kalian semua berada. Aamiin ya rabbal alamin 
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال