Pasangan Porno, Rakus dan Drakun, tidak Diinginkan Masyarakat Jakarta?


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik 

TendaBesar.Com - Kajian - 10 Jam yang lalu (sejak 28 Agustus 2024), AK Channel membuat polling untuk Pilkada Jakarta. Kemungkinannya, Anies batal maju karena tidak ada Parpol yang memenuhi syarat mengusungnya. Partai Hanura dan Partai Buruh tidak memenuhi syarat, meski mendeklarasikan mengusung Anies.

Yang tersisa, hanya Paslon PORNO (PRAMONO-RANO), Paslon RAKUS (RK-SUSWONO) dan DHARMA PONGRUKEN - KUN WARDANA (DRAKUN).

Polling diikuti 2.200 peserta, 344 like dan 52 komentar. Kecenderungan hasil polling biasanya meningkat dengan korelasi hubungan positif dengan hasil sebelumnya. Itu artinya, seiring peningkatan jumlah yang terlibat dalam polling, prosentase hasil polling biasanya bersifat konstan.

Dalam Poling AK Channel, ditanyakan bahwa jika memiliki suara di Pilkada Jakarta, mana yang akan dipilih? Selain 3 Paslon diatas, ditambahkan pula pilihan berjuang untuk Syariah & Khilafah. Hasilnya mencengangkan, yaitu:

1. Paslon PORNO mendapatkan 5 % suara.
2. Paslon RAKUS mendapatkan 3 % suara.
3. Paslon DRAKUN mendapatkan 3 % suara.
4. Berjuang Untuk Syariah Khilafah mendapatkan 90 % suara.

Dari hasil polling tersebut, setidaknya kita bisa tarik kesimpulan sebagai berikut:

Pasangan PORNO mendapatkan 5 % lebih besar daripada suara RAKUS yang hanya 3 %, meskipun RAKUS didukung mayoritas Parpol di KIM Plus.

Itu artinya, kemarahan rakyat pada rezim Jokowi, kemarahan rakyat pada Parpol yang membangkang putusan MK, ditunjukan dengan menghukum Paslon RAKUS yang hanya mendapatkan 3 % suara.

Sementara, Paslon PORNO diuntungkan karena mendapatkan suara lebih besar dari RAKUS, yakni 5 % suara. Namun, suara ini juga tak signifikan. Artinya, ada kemarahan kepada PDIP yang batal mengusung Anies, sehingga suaranya meskipun lebih besar dari RAKUS, suara PORNO hanya 5 %.

Adapun DRAKUN hanya pelengkap saja. Hanya mendapatkan 3 %, sesuai prediksi ini hanya calon boneka, pelengkap Pilkada yang awalnya di skenariokan pengganti kotak kosong, namun buyar pasca putusan MK.

Yang spektakuler adalah, mayoritas pemilih memberikan suara pada perjuangan penegakan Syariah & Khilafah. Nampaknya, selain menghukum Paslon PORNO dan Paslon RAKUS yang masih terkait dengan rezim Jokowi, karena Pramono Anung juga Sekretaris Kabinet Jokowi dan mengaku mendapat restu Jokowi maju Pilkada, para pemilih juga membuka diri pada alternatif perjuangan dengan mendukung perjuangan Syariah & Khilafah.

Realita politik ini membuka mata kita, bahwa perjuangan Syariah & Khilafah itu banyak yang mendukung. Hanya saja, demokrasi telah mengunci diri, tidak akan mungkin menjadikan Syariah & Khilafah sebagai opsi dalam Pemilu, Pilpres maupun Pilkada.

Itu artinya, secara sistem  Syariah & Khilafah memang tidak bisa diperjuangkan melalui sistem demokrasi. Syariah & Khilafah hanya bisa tegak dengan metode dakwah.

Temuan polling ini, semestinya menjadi rekomendasi yang penting, bagi pihak:

Pertama, bagi pejuang Syariah & Khilafah, harus lebih masif dan terbuka mengkampanyekan ide Syariah & Khilafah ditengah tengah umat.

Kedua, umat harus lebih membuka diri dan menerima ide Syariah & Khilafah, serta turut terlibat dalam memperjuangkannya.

Syariah & Khilafah, adalah solusi tuntas ditengah buntunya perjuangan demokrasi. Syariah & Khilafah menjadi satu-satunya harapan umat, setelah ide kedaulatan rakyat dalam demokrasi terbukti hanya ilusi. 
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال