Israel Bantai Warga Gaza di Kamp Pengungsi, Dunia Hanya Bisa Mengecam!

Gaza
Foto: Aljazeera

TendaBesar.Id - Jakarta - Setidaknya 19 orang tewas dan banyak yang terluka dalam serangan Israel terhadap  "zona aman"  di Gaza selatan, menurut para pejabat.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jenazah para korban yang telah ditemukan sejauh ini telah tiba di rumah sakit setelah serangan rudal terhadap kamp tenda di daerah al-Mawasi, Khan Younis, tempat warga Palestina berlindung, pada Selasa pagi. Serangan Israel sering kali menghantam daerah-daerah yang sebelumnya menjadi tempat pengungsian warga sipil oleh militernya.

Sebelumnya pada hari Selasa, Kantor Media Pemerintah di Gaza, serta otoritas pertahanan sipil, telah melaporkan bahwa sedikitnya 40 orang tewas dan lebih dari 60 orang terluka dalam serangan itu, dan banyak juga yang hilang.

“Sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan, tertimbun pasir, dan berada di jalanan. Ambulans dan petugas pertahanan sipil belum dapat menjangkau dan menyelamatkan mereka. Mereka juga belum mencapai rumah sakit,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan, seraya melaporkan jumlah korban tewas yang lebih rendah.

Militer Israel membantah angka asli yang dilaporkan, dan menyatakan bahwa serangan itu, yang menurut para saksi melibatkan sedikitnya empat serangan rudal, menargetkan pusat komando Hamas. Kelompok bersenjata Palestina itu mencapnya sebagai "kebohongan terang-terangan".

Al-Mawasi telah dipenuhi warga Palestina yang tidur di tenda-tenda sejak tentara Israel menetapkan wilayah pesisir tersebut sebagai “zona aman” selama invasi daratnya ke Khan Younis dan Rafah di dekatnya.

Tim penyelamat yang mencari korban selamat mengatakan mereka menemukan kawah sedalam sembilan meter (30 kaki) di kamp tenda tersebut, Al Jazeera Arabic melaporkan, mengutip sumber lokal.

Para saksi menggambarkan suasana kacau di daerah tersebut, dengan api menyala sementara pesawat pengintai Israel berputar-putar di atas kepala.

"Orang-orang itu terkubur di pasir," kata seorang saksi mata, Attaf al-Shaar, kepada The Associated Press. "Mereka ditemukan dalam bentuk potongan tubuh."

“Puluhan orang masih hilang dan pertahanan sipil telah menggali dengan tangan kosong untuk mengeluarkan orang-orang,” lapor Mansour Shouman dari Al Jazeera.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk keras serangan udara mematikan Israel terhadap “zona aman kemanusiaan” di Jalur Gaza selatan.

"Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Sekretaris Jenderal (Guterres) sangat khawatir dengan terus berlanjutnya jatuhnya korban jiwa di Gaza. Ia mengutuk keras serangan udara Israel hari ini di zona khusus pengungsi di Khan Younis," kata juru bicara Stephane Dujarric kepada wartawan.

“Penggunaan senjata berat di wilayah berpenduduk padat tidak dapat dibenarkan,” katanya saat menyampaikan pesan Guterres.

Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan warga sipil tidak boleh digunakan sebagai tameng manusia.

“Prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian dalam penyerangan harus selalu dijunjung tinggi,” katanya.

'Pembantaian'

Seorang juru bicara pertahanan sipil Gaza mengatakan penilaian awal di lokasi kejadian menunjukkan serangan itu adalah “salah satu pembantaian paling kejam dalam perang yang beringas ini”.

Juru bicara itu mengatakan ambulans dan tim pertahanan sipil mengalami kesulitan mengevakuasi jenazah orang-orang yang tewas dalam serangan itu.

Dewan Hubungan Amerika-Islam mengutuk serangan tersebut, dengan direktur eksekutifnya, Nihad Awad, menuduh pemerintah Israel membantai “warga Palestina seolah-olah mereka adalah domba yang akan disembelih, bukan manusia yang berhak atas kehidupan dan kebebasan”.

Pihak berwenang Israel mengatakan serangan itu ditujukan pada “teroris Hamas terkemuka” yang mengoperasikan pusat komando dan kontrol yang tertanam di dalam zona kemanusiaan di Khan Younis.

"Sebelum serangan itu, sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko membahayakan warga sipil, termasuk penggunaan amunisi presisi, pengawasan udara, dan berbagai cara tambahan," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X.

Hamas, kelompok Palestina yang memerintah Gaza, membantah bahwa pejuangnya berada di wilayah yang menjadi sasaran dan menuduh otoritas Israel menyebarkan kebohongan untuk membenarkan “kejahatan buruk” mereka.

"Perlawanan telah membantah beberapa kali bahwa ada anggotanya yang berada di perkumpulan warga sipil atau menggunakan tempat-tempat tersebut untuk tujuan militer," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan pada X: “Semua pihak memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil dalam peperangan.”

“Kehadiran kelompok bersenjata tidak meniadakan kewajiban untuk mematuhi hukum humaniter internasional. Perang harus diakhiri.”

Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال