Oleh: Ust. Drs. H. Ahmad Yani
Penulis Buku Siapapun Bisa Sedekah, Rp 30.000. WA
Jam 12 malam, kapal kecil ini baru berangkat agar tiba di Kalabahi Alor sekitar jam 05. Tapi, ada seorang ibu dengan anaknya yang menumpang untuk diantar ke desanya, disebabkan tidak ada kapal lain. Maka diantarlah ibu itu ke desanya. Sesudah itu, kapal berangkat, tapi di tengah perjalanan mesinnya mati, sehingga awak kapal harus menyelam untuk memperbaiki kapalnya dari bawah. Ini memang sudah biasa dilakukannya bila kapalnya mengalami kerusakan.
Setelah kapal berjalan lagi, terpaan angin malam berhembus kencang, kondisi badan yang memang sudah lelah, matapun sudah ngantuk dan untuk menghindar dari terpaan angin laut, maka merebahkan tubuh di atas papan itu harus dilakukan meskipun tanpa alas apapun, tas yang dibawa menjadi bantalnya dan alhamdulillah bisa tidur pulas meskipun hanya sebentar.
Keindahan malam bisa dinikmati dengan pemandangan bulan purnama dan bintang-bintang yang bertaburan. Di Jakarta juga ada bulan purnama, tapi keindahan terasa beda, karena tidak terganggu oleh cahaya lampu di sekitar.
Kapal tiba di Kalabahi jam 05.30, langsung cari mushalla untuk shalat subuh. Setelah istirahat sebentar untuk mandi dan sarapan pagi di rumah seorang ustadz, kami langsung ke Bandara Mali di Alor. Pewasat kecil berpenumpang sekitar 20 orang mengantar kami ke Kupang untuk selanjutnya naik pesawat lagi menuju Jakarta.