TendaBesar.Com - Jakarta - Kisah Inspiratif! Penjual Keripik Tangisi Nasibnya Belum Juga Bisa Berangkat Haji. Apa Sebab? Kisah nenek Nurhayati di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang masih harus bersabar menunggu hingga tahun 2028 untuk berangkat ke Mekkah, menjalankan ibadah haji merupakan sebuah cerita yang memilukan. Nenek Nurhayati merasa sedih karena usianya semakin tua dan harus menunggu cukup lama untuk mewujudkan impian menjalankan ibadah haji.
Dalam perjalanan hidupnya, nenek Nurhayati telah menabung bertahun-tahun dari hasil jualan keripik untuk dapat membiayai perjalanan haji tersebut. Dedikasinya dalam menabung menunjukkan ketekunan dan keikhlasan yang tinggi untuk melaksanakan kewajiban agama.
Meskipun harus menunggu cukup lama, diharapkan nenek Nurhayati tetap tabah dan sabar dalam menjalani perjalanan hidupnya. Semoga Allah memberikan kekuatan dan membuka pintu kesempatan baginya untuk dapat mewujudkan impian menjalankan ibadah haji di tahun 2028 nanti.
Kesedihan nenek Nurhayati terungkap saat ia ditemui beberapa waktu lalu di kediamannya di Perum Pepabri, Kecamatan Tarogong Kaler. Ternyata, ia telah melakukan pendaftaran untuk haji sejak tahun 2017 bersama seorang anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa impian untuk menjalankan ibadah haji telah lama ada dalam hatinya.
Meskipun telah mendaftar, proses pelaksanaan haji membutuhkan waktu yang cukup lama karena kuota haji yang terbatas dan jumlah jamaah yang besar. Ini menyebabkan penundaan dan membuat nenek Nurhayati harus bersabar menunggu hingga tahun 2028 untuk berangkat ke Mekkah.
Situasi ini tentu menjadi beban emosional bagi nenek Nurhayati, karena ia merasa usianya semakin tua dan khawatir dengan kesehatannya. Namun, semoga keikhlasan, kesabaran, dan keyakinan yang teguh akan membantu nenek Nurhayati melewati masa penantian ini dengan baik, sehingga ia dapat mewujudkan impian suci untuk menjalankan ibadah haji di masa yang akan datang.
Menurut informasi yang diberikan oleh petugas haji, Nurhayati dijadwalkan untuk berangkat setelah 11 tahun sejak pendaftaran. Namun, kenyataannya, ia masih harus menunggu hingga tahun 2031.
“Untuk menunggu ini terlalu lama karena usia saya sudah begini,” ungkap Nurhayati, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 SCTV, Selasa (16/5/2023)
Kesedihan Nenek Nurhayati semakin bertambah belakangan ini karena ia mengetahui bahwa jadwal keberangkatannya semakin mundur. Ia menemukan informasi ini setelah memeriksa data calon haji melalui aplikasi Haji Pintar. Menurut data tersebut, Nurhayati dan anaknya dijadwalkan untuk berangkat pada tahun 2031, yang berarti mereka harus menunggu selama 8 tahun dari sekarang.
Nurhayati berharap dapat tetap menjaga kesehatannya hingga saat keberangkatannya tiba nanti. Ia khawatir bahwa jika saatnya tiba, namun fisiknya sudah tidak kuat, itu akan menjadi beban bagi orang lain.
“Waktu itu kata petugasnya harus nunggu 11 tahun, kalau keinginan mah segera karena badannya masih agak kuat sedikit, biar nggak ngerepotin orang,” tutur Nurhayati.
Kenaikan biaya haji saat ini, menjadi nenek Nurhayati lebih gigih dalam menjalankan bisnis keripiknya. Ia berusaha keras agar produksinya tetap berjalan dengan lancar dan bahkan menerima pesanan dari luar kota.
Nurhayati membuat keripik singkong di rumahnya dan didukung oleh anak-anaknya dari proses pemasakan hingga penjualan. Mereka bekerja sama sebagai tim untuk menjalankan bisnis tersebut. Sambil berusaha mempertahankan bisnisnya, Nurhayati terus menaruh harapan bahwa saat gilirannya tiba, tubuhnya masih mampu untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu haji.
Produk keripik singkong Nurhayati telah terjual hingga beberapa kota seperti Bandung, Jakarta, dan Tangerang. Hasil penjualan tersebut kemudian digunakan untuk membiayai pendaftaran haji Nurhayati.
Sayangnya, Nurhayati masih harus menunggu lebih lama. Salah satu alasan keterlambatan keberangkatan calon haji seperti Nurhayati adalah karena tingginya jumlah pendaftar dari Indonesia. Hal ini memerlukan penyesuaian-penyesuaian pada aturan kuota yang berlaku.