Oleh: Shobri, S.H.I., M.E.I
Founder Kafee Tahfidz Indonesia
TendaBesar.Com - Kajian - Ujian Covid-19 telah dilalui selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Tidak hanya krisis kesehatan yang dialami masyarakat dunia, namun justru krisis ekonomi yang sangat kentara. Banyak Negara terkapar dalam kesulitan dan runtuh tak berdaya.
Tidak sedikit pengusaha yang gulung tikar, mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Demikian juga jutaan kepala keluarga yang tadinya bekerja harus mengalami PHK, menyebabkan merebaknya pengangguran dan mengharapkan bantuan sesama.
Meskipun pakar epidemologi memprediksi bahwa ujian covid-19 ini bakal berlangsung lama, diperkirakan 3-5 tahun, namun kini dunia mulai tersenyum karena covid-19 mulai menghilang. Geliat ekonomi mulai kembali semerbak, akan tetapi bencana lain juga datang silih berganti memberikan kejutan. Banjir bandang, Gempa Bumi, angin putting beliung, tanah longsor, kebakaran kerap hadir menyapa masyarakat.
Tentunya berbagai musibah ini melahirkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Susah-Senang, Sedih-Gembira, Derita-Bahagia, datang silih berganti menyelimuti qolbu setiap insani yang mendapati ujian dari Ilahi. Tapi seyogyanya sebagai orang yang beriman, segala bentuk cobaan dan musibah adalah peluang untuk memastikan diri menjadi hamba Allah yang layak menjadi insan terbaik di hadapan-Nya.
Agar musibah menjelma menjadi wasilah meraih kebahagiaan, maka hendaknya setiap insan melakukan minimal tiga hal antara lain:
1. Perkuat Keyakinan dan Ketaqwaan
Hendaknya setiap orang memperkuat keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT dengan istiqomah menjalankan perintah-Nya dan menegakkan sunnah Rosul-Nya, Nabi Muhammad SAW.
Dalam menghadapi musibah, tidak sedikit umat manusia yang berusaha menyelesaikan persoalannya dengan hitungan matematis. Dan semua persoalan yang diselesaikan dengan hitungan matematis akan melahirkan kecewa dan nestapa.
Misalnya seorang yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi covid-19. Mereka mengambil langkah mudah untuk memenuhi kebutuhannya dengan meminjam uang di bank keliling, karena itu yang paling cepat, alasannya kalo tidak dengan cara itu ia tidak akan bisa menyambung hidup bersama keluarga.
Solusi itu diambil dengan hanya pertimbangan matematis. Dan solusi itu bukan menyelesaikan masalah yang ada, tapi malah menambah masalah baru. Tidak sedikit mereka yang mengambil jalan pintas untuk menutupi kebutuhannya akhirnya kehilangan segala-galanya.
Solusi yang tepat itu adalah, ambil wudhu kemudian shalat sunnah dua rokaat, lalu mintalah petunjuk kepada Allah. Kalaupun harus meminjam uang untuk menutupi kebutuhannya, minta petunjuk kepada Allah, siapa yang harus ditemui. Usai shalat dan berdo'a bergeraklah, keluar cari karunia Allah. Perhatikan apa yang akan terjadi, Allah mengulurkan tangannya.
Karena Allah telah memberikan solusinya kepada umat manusia. Firman Allah dalam Al Qur’an surat 65 At Thalaq: 2-4
Potongan ayat ke dua
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ
Artinya: "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya".
Ayat ke -3
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: "Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu"
Potongan ayat ke-4
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا
Artinya: "Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya".
Bayangkan oleh kita bahwa Allah sudah pastikan solusi dari setiap permasalahan umat manusia terlebih orang islam yang mengaku beriman kepada Allah. Solusi dari setiap masalah adalah taqwa, yakni menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Jika ada diantara anda yang sedang mengalami maslah apapun bentuk masalah itu, dan dirasa cukup berat anda rasakan maka cobalah resep ini, Insya Allah luar biasa:
• Lakukan koreksi ibadah yang dilakukan, sudahkah benar-benar sesuai dengan keinginan Allah sebagai bentuk kosekwensi dari keimanan kepad-Nya.
• Yakinkan diri bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah, ikhtiyar kemudian serahkan sepenuhnya kepada Allah
• Perbanyak shalat dan istighfar, insya Allah jiwa akan tenang dan bahagia
2. Meyakini Semua Musibah Sebagai Bentuk Cinta dari Allah.
Meyakini bahwa musibah yang sedang dihadapi merupakan bentuk cintanya Allah dan sebagai ladang kesabaran bagi para perindu syurga-Nya Allah.
Ketahwilah sahabat bahwa apapun yang terjadi di dunia ini semua atas dsign Allah SWT, semua atas qudrah dan iradah Allah SWT yang telah ditulis di kitab Lauhil Mahfudz.
Maka siapapun kita, saya, anda atau siapapun dia, pada saat diuji dengan berbagai ujian seperti terkena Covid-19, banjir bandang, tanah longsong, gempa bumi, yang bisa jadi secara materi merugikan diri kita dengan nominal yang cukup besar, yakinlah semua akan Allah ganti di dunia dan di akhirat. Jadikan itu sebagai evaluasi atas pembuktian keimanan kita juga sebagai ladang kesabaran yang nantinya akan melahirkan kebahagiaan hakiki.
Demikian juga bagi anda atau siapapun itu yang tidak sedang diuji oleh Allah dengan musibah, maka jadikan itu sebagai ladang bersyukur kepada Allah atas limpahan karunia yang diberikan oleh-Nya.
Kembalikan semua kegelisahan dan keluh kesah, serta kegembiraan dan kesenangan kita kepada Allah dengan cara meningkatkan ketaatan kepada-Nya karena itulah yang akan melahirkan kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupan manusia dunia dan akhirat kelak. Allah berfirman dalam Q.S 3, Ali Imran: 142
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
3. Perbanyak istigfar dan Dzikir
Istighfar meminta ampun kepada Allah diikuti dengan perbuat nyata dalam bentuk ketaatan, akan menghadirkan rizki yang tiada ternilai harganya. Ketahwilah bahwa harta yang paling berharga itu adalah kebahagiaan. Mungkin kedengarannya ini sedikit aneh. Banyak orang mengatakan bahwa harta yang paling berharga adalah kesehatan. Itu tidak salah, namun hakekatnya kebahagiaan itulah yang akan melahirkan semangat hidup dan kesehatan.
Tidak sedikit orang yang mengalami penyakit penahun tapi hidupnya tetap tersenyum karena ia merasakan kebahagiaan. Dan kebahagiaan itu hadir karena kedekatannya kepada sang pencipta Rabb semesta alam.
Kedekatan itu terejawantahkan dalam kehidupannya, dimana dalam kesehariannya, sesulit apapun hidupnya, seganas apapun penyakitnya ia tidak pernah melupakan Rabb-nya dengan memperbanyak Ibadah dan mengingat asma-nya. Allah berfirman dalam Qs. 13, Ar-Ra’du: 28
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Semoga bermanfaat