TendaBesar.Com - Jakarta - Dalam dunia polit itu saling mengkritik antar sesama politisi adalah sesuatu yang biasa. Maka jangan heran sesekali kita dengar mereka saling ada argumen baik di depan TV nasional, maupun melalui jagat media sosial. Ini mengkorfirmasi bahwa dalam politik itu tidak ada kawan abadi yang ada adalah kepentingan abadi
Demikia halnya kritikan politikus PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu kepada Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesi, Fahri Hamzah, tidak ditanggapi serius oleh Fahri.
Adian Napitupulu sebelumnya mengkritik Fahri Hamzah dengan menanggapi cuitan Fahri Hamzah mengenai 6 poin pesannya kepada generasi Indonesia pada 7 Mei 2022.
Adian merespons lantaran cuitan Fahri Hamzah itu menyertakan foto dirinya dan Budiman Sudjatmiko yang notabene saat ini masih berada di parlemen tapi parlemen seakan tak bertaji mengkritisi pemerintah ekskutif.
Dalam keterangan persnya pada Jumat, 13 Mei 2022, Adian merasa Fahri tengah mempertanyakan komitmen perjuangan, komitmen kerakyatan dirinya dan Budiman setelah 24 tahun Reformasi.
Adian juga membandingkan perjalanan hidup dirinya dan Fahri Hamzah yang sesama aktivis dan juga politisi, yang mana Fahri lebih dulu menjadi staf ahli MPR di 1999 dan menjadi anggota DPR di 2004. Berbeda dengan dirinya yang kala itu masih dipukuli, diburu polisi, bahkan hidup menggelandang.
Namun Adian mengatakan bahwa dirinya tidak pernah usil dengan mengkritik atau mempertanyakan pilihan politik Fahri Hamzah.
“Fahri, kita beda pilihan, beda jalan dan yang saya pilih adalah jalan yang sulit, menyakitkan dan tidak menyenangkan. Walau demikian toh saya tidak pernah usil mengkritik dan mempertanyakan pilihan politik masing-masing orang, termasuk mengkritik Fahri saat itu sedang menikmati kursinya sebagai anggota DPR RI,” kritik balik Adian kepada Fahri.
Mendapat balasan demikian atas cuitannya, Fahri lantas dengan gaya jenaka menyampaikan pengalaman hidupnya dari anak sekolahan sampai bisa berpidato di forum dunia, tapi dirinya merasa biasa saja.
“Pernah jadi anak SMA, pernah jadi mahasiswa, pernah ngurus rakyat, pernah pidato di forum dunia. Biasa aja lah...,” cuit Fahri dengan tambahan dua emoji tersenyum lebar dan mengunggah 4 gambar dirinya di akun twiternya @Fahrihamzah, yang dikutip, Ahad (15/5/2022).
Lantas Fahri mengakui dirinya tidak terlalu lama mengenyam pendidikan di universitas bergengsi “Universitas Indonesia (UI)”. Fahri mengatakan bahwa dirinya hanya 4 tahun lebih sedikit mengenyam pendidikan di sana, karena ia harus segera lulus dan bekerja untuk menyambung hidup.
“Memang saya kuliah di UI nya tidak terlalu lama hanya 4 tahun lebih sedikit, langsung lulus dan karena itu tidak sempat menjadi aktivis sepanjang jalan karena harus cepat cari kerja dan cari makan untuk menyambung hidup perjalanan di kota besar yang kejam,” cuitnya lagi dengan menambahkan dua emoji tertawa.
Karenanya mantan Wakil Ketua DPR RI itu berpesan kepada Adian agar tidak mengenang jasa-jasa dan jangan mengeja prestasi melainkan hendaklah berjalan ke depan.
Fahri juga meminta agar Adian dan siapa saja memperbanyak mengingat kapan kematian akan datang, mengingat kesalahan dan dosa-dosa agar membuat diri menjadi lebih rendah hati. Karena manusia pada dasarnya hanya setitik debu dalam perjalanan.
“Tidurlah kawan, jangan Kenang jasa2mu, jangan Eja prestasi2 mu. Berjalanlah ke depan, Mengukur jarak kita dengan kematian dan ingatlah kesalahan2 dan dosa2mu yg membuatmu lebih rendah hati. bahwa kita hanya setitik Debu dlm perjalanan.. yg akan segera berakhir.. Sesaat kemudian,” tulis Fahri panjang lebar mengakhiri cuitannya disertai Foto Dirinya.
(mhi/tb)