TendaBesar.Com - Bogor - Mediasi kedua oleh Wali Kota Bogor Bima Arya terhadap dualisme kepemimpinan di sekolah At Taufiq, sekolah swasta paling bergengsi di kota Bogor itu gagal menghasilkan kesepakatan.
Atas dasar itu Bima Arya mengatakan bahwa persoalan sekolah At taufiq membutuhkan atensi bersama semua kalangan. Mengingat persoalannya berkaitan dengan masa depan siswa-siswi yang saat ini sedang menimba ilmu di sekolah tersebut.
“Pemerintah kota memandang bahwa persoalan yang ada di sekolah At Taufiq ini betul betul memerlukan atensi bersama demi masa depan siswa siswi semua yang ada di sekolah ini”, kata Bima di hadapan awak media saat konferensi pers di sekolah At Taufiq, Selasa, (9/11/2021)
Bima menyebut bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi baik formal maupun informal kepada kedua belah pihak yakni Al Irsyad dan At Taufiq dalam upaya mencari titik temu untuk penyelesaian konflik.
“Pemerintah kota melalui dinas pendidikan telah melakukan proses komunikasi, memfasilitasi dan memediasi antara Al Irsyad dan At Taufiq. Ada dua kali pertemuan di kediaman saya dan ada komunikasi tidak langsung juga yang berupaya untuk mencari titik temu”, beber Bima.
Bima menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang telah menemui titik temu dan masih ada hal-hal yang belum bisa disepakati sehingga diperlukan adanya keluangan waktu.
“Sampai hari ini Alhamdulillah, ada beberapa hal yang sudah menjadi kesepakatan, terkait dengan formula pemgelolaan At taufiq, tetapi masih ada hal-hal yang belum menemui titik temu”, lanjut Bima.
Konsekuensi dari gagalnya kedua belah pihak dalam melakukan islah dan merumuskan formula dari pengelolaan bersama, maka Bima Arya mengambil langkah menghentikan proses KBM sekolah At Taufiq hingga berlangsungnya mediasi pada senin, 15 November 2021.
“Karena itu pemerintah kota mengambil langkah-langkah. Pertama pemerintah kota melalui dinas pendidikan memutuskan sekali lagi untuk meniadakan kegiatan pembelajaran tatap muka, sampai hari minggu. Jadi tidak ada kegiatan yang ada di sini baik TK, SD, SMP, guru-guru semuanya tidak ada kegiatan. Dan Akan dijaga oleh pol PP dan wilayah untuk memastikan di sini kondusif karena kemarin banyak hal-hal yang menimbulkan kesimpangsiuran dan miskomunikasi”, terang Bima.
Politisi PAN itu berharap pada pertemuan mediasi kali ketiga, Senin 15 November 2021 didapatkan kesepakatan yang menggembirakan dengan formula pengelolaan sekolah At Taufiq secara bersama-sama sehingga persoalannya selesai.
“Hari senin saya harapkan proses ishlah itu sudah ada diujung, yang artinya kalo kemudian terjadi proses islah ada formula kesepakatan terkait pengelolaan bersama dan hal-hal yang mendasar maka persoalan ini insya Allah akan mengarah pada penyelesaian”, jelas Bima.
Namun demikian, Bima juga mengatakan apabila tidak terjadi kesepakatan atau ishlah sebagaimana harapan masyarakat, maka pihaknya akan bertindak tegas dengan mengambil alih pengelolaan At Taufiq untuk menyelematkan sekolah dan siswa.
“Tetapi kalau tidak per hari Senin, pemerintah kota akan mengambil alih sekolah At Taufiq dan akan melakukan kebijakan-kebijakan tegas berdasarkan kewenangan untuk menyelamatkan sekolah untuk menyelamatkan siswa siswi semua”, ucap Bima.
Kembali Bima menegaskan apabila kedua belah pihak tidak ada titik temu, maka Pemerintah Kota Bogor akan mengambil alih pengelolaan sekolah paling bergengsi di kota Bogor itu demi untuk menyelamatkan keberlangsungan lembaga pendidikan tersebut.
“Kami akan ikhtiar sampai hari minggu sekali lagi untuk menajamkan kearah solusi penyelesaian islah, kalau tidak ada juga per hari senin, kami akan tetap ke sini untuk menyatakan bahwa sekolah ini akan kami ambil alih kemudian kami lakukan langkah-langkah penyelamatan sesuai kewenangan kami. Langkahnya seperti apa nanti akan kita sampaikan hari senin. Kita ikhtiar dulu maksimal insya Allah ada titik temu”, tegas Bima.
Wali Kota Bogor, juga meminta agar semua pihak menahan diri, tidak terpancing apalagi membuat suasana makin meruncing dengan menyampaikan kabar-kabar yang tidak sahih. Ia menghimbau semua pihak cooling down untuk menjaga kondusifitas semua kalangan.
“Dan terakhir saya minta semua pihak, ya sekolah guru yayasan, orang tua semua, untuk menjaga kondusifitas, tidak menyebar informasi yang masih belum tentu sahih dan kemudian juga mengajak untuk melakukan hal-hal tertentu. Status quo, semuanya kembali ke titik nol, kita berikan kesempatan kepada semua untuk mencari formulasi ishlah sama-sama. Mari kita jaga kondusifitas demi masa depan anak kita bersama”, kata Bima.
Menanggapi keputusan Wali Kota Bogor terkait semua pihak harus cooling down, orang tua murid mempertanyakan kepada Bima apabila ada yang melanggar keputusan wali kota tersebut, kemana mereka para orang tua akan mengadu.
“Kalu ada yang melakukan pelanggaran ke mana kami mengadu, soalnya kesepakatan sebelumnya juga ada yang melanggar “, kata salah seorang dari orang tua murid yang menyebut dirinya mama Davina
Menjawab pertanyaan tersebut Bima langsung menunjuk semua pengaduan kepada kadisdik kota Bogor Hanafi. Sontak orang tua murid mengatakan bahwa mereka tidak percaya disdik. Mereka menyebut disdik berpihak dan tidak netral.
“Semua pengaduan bisa kepada kadisdik kota Bogor”, jawab Bima singkat
“Tidak, kami tidak percaya disdik, disdik itu berpihak, kami ingin yang netral”, kata orang tua
Lantas Bima Arya menjelaskan bahwa Pemerintah Kota tidak memiliki kepentingan apapun pada persoalan Sekolah At Taufiq. Namun orang tua tetap tidak percaya apalagi mengadu kepada disdik, mereka ingin mengadu kepada yang netral.
Atas sikap orang tua murid itu Bima Arya menyuruh orang tua mengadu kepada kepala satpol PP yang kebetulan pada saat itu hadir mendampingi Bima Arya. (af/tb)