TendaBesar.Com - Bogor - Upaya mediasi yang dilakukan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya terhadap dua Yayasan yang berkonflik di sekolah At Taufiq Bogor gagal menyepakati islah.
Kedua pihak yang berkonflik tidak bisa menyepakati satu formula yang ditawarkan yakni islah atau pengelolaan bersama sekolah At Taufiq, sekolah suwasta nomor wahid di kota Bogor tersebut.
Atas situasi dan kondisi tersebut maka sesuai kesepakatan mediasi sebelumnya pemkot Bogor melalui dinas pendidikan mengambil alih proses pembelajaran sekolah itu selama 6 bulan sampai ada kepastian baik secara hukum atau lainnya terkait dengan konflik tersebut.Hal itu disampaikan oleh Bima Arya di hadapan awak media di lokasi sekolah konflik, Selasa (16/11/2021).
“Sesuai dengan kesepakatan baik dengan pihak At Taufiq maupun Al Irsyad, apabila tidak terjadi proses ishlah maka disepakati dinas pendidikan akan mengambil alih proses kegiatan belajar mengajar di At Taufiq ini”, kata Bima
Bima menyampaikan bahwa hingga kemaren tidak tercapai ishlah di antara kedua belah pihak sehingga mulai hari ini, Selasa (16/11/2021) pemkot Bogor mengambil alih proses pembelajaran dengan mengangkat kepala sekolah pelaksana tugas hingga 6 bulan kedepan.
"Hari ini saya memutuskan dinas pendidikan untuk menunjuk kepala sekolah SMP dan kepala sekolah SD, karena sampai kemaren tidak tercapai ishlah baik dari At Taufiq maupun dengan Al Irsyad”, lanjut Bima
pengenalan Plt Kepala Sekolah yang ditunjuk Disdik kepada guru dan karyawan At Taufiq.dok peserta
Bima menunjuk Plt Kepala Sekolah SMPIT Ahmad Furqon, M.Pd yang sebelumnya menjabat kepala seksi kurikulum. Sementara kepala sekolah SD Herlina, yang sebelumnya menjabat sebagai pengawas SD. Kedua kepala sekolah tersebut diharapkan mampu berkordinasi dengan para guru yang ada di At Taufiq.
“Saya menunjuk mas Furqon sebagai kepala sekolah SMP, dan ibu Herlina sebagai kepala sekolah SD yang akan bertugas selama 6 bulan”, papar Bima
Bima juga menyampaikan dua hal yang menjadi fokus pemkot saat ini; pertama mengambil alih proses KBM yang ada di sekolah At Taufiq dengan mengangkat Plt kepala sekolah dan yang kedua pemkot Bogor menghentikan proses penerimaan siswa baru dengan alasan bahwa tidak mungkin ada PPDB dalam situasi konflik yang belum usai.
Saya memutuskan juga untuk menghentikan proses penerimaan siswa baru, jadi PPDB tidak ada karena tidak mungkin PPDB diselenggarakan dalam kondisi yang belum pasti. Jadi dua hal, pertama kepala sekolah bertugasnya cuman satu, tugasnya adalah untuk memastikan KBM berjalan dengan baik, dan suasana SD-SMP positif dan kondusif. Kemudian yang kedua tidak ada PPDB, tidak ada penerimaan siswa baru karena tidak mungkin berjalan apabila situasinya belum pasti”, kata Bima
Bima menjelaskan bahwa pemkot dalam hal ini dinas pendidikan tidak berpihak kepada pihak manapun, melainkan berpihak pada kepentingan siswa dan orang tua. Sementara pelarangan PPDB berlaku hingga proses hukum sudah pasti.
“Sampai kemudian ada proses kepastian baik dalam hal hukum maupun kesepakatan dari kedua belah pihak. Pemerintah kota dalam hal ini tidak berpihak kepada pihak manapun. Kami berpihak hanya kepada masa depan anak-anak siswa yang harus kita selamatkan”, terang Bima
Bima menghimbau kepada semua pihak untuk menahan diri. Karena apa yang dilakukan oleh pemkot sebagai bentuk penyelamatan agar hak-hak siswa belajar kondusif kembali terjaga.
“Kami meminta kepada semua pihak untuk menahan diri, berpikir panjang, ini adalah untuk masa depan anak-anak dan meminta betul kepada kedua kepala sekolah ini untuk fokus memastikan suasana belajar tetap kondusif”, tukas Bima
Sementara itu Plt kepala sekolah SMPIT, Furqon mengatakan bahwa pemkot tidak membuat sekolah baru, namun hanya memastikan proses KBM berjalan normal seperti sedia kala.
“Saya yang di-Plt-kan tidak membuat sekolah baru, hanya melaksanakan apa yang sudah direncanakan. Perencanaannya sudah ada, kurikulumnya sudah ada, makanya kita menghimbau semua pihak untuk berpikir, bekerja besama-sama memberikan pelayanan terbaik untuk anak-anak”, kata Furqon di hadapan awak media
para guru dan karyawan khusu' mendengarkan pemaparan Plt Kepala Sekolah yang baru.dok peserta
Ditanya tentang bagaimana mengenai guru-guru yang ada di YATIB dan YAAB, ia mengatakan akan mengedepankan kolaboratif teaching. Mengajar sesuai tupoksinya dan melepaskan ego demi keberlangsungan KBM siswa.
“Tentu guru-guru yang akan diberdayakan adalah guru-guru yang lama dulu. Semua guru aman, kita akan rangkul semua, yang dibenak saya adalah kolaboratif teaching. Gurunya akan kolaborasi dua orang di masing-masing kelas”, kata Furqon
Di tempat terpisah, menanggapi keputusan Wali Kota Bogor pihak YATIB memaklumi apa yang dilakukan oleh pemkot diharapkan adalah yang terbaik demi kepentingan anak didik.
“Kami percaya kepada pemkot meskipun berat barangkali namun mudah-mudahan ini yang terbaik, sembari kita terus berusaha menyelesaikan permasalahan ini di ranah semestinya”, kata ketua Yayasan Syarif Ahmad, Lc., Saat dihubungi tendabesar.com
Pria keturunan Yaman itu juga menghimbau seluruh guru dan karyawan untuk tetap tenang, sabar dan berdo’a. ia juga meminta kepada para guru dan karyawan untuk meyakinkan orang tua bahwa apa yang dilakukan pemkot ini yang terbaik.
“Saya menghimbau kepada para ustaz dan ustazah serta seluruh karyawan agar tetap tenang, tetap sabar dan berdo’a, semoga semuanya segera selesai. Dan jangan lupa tolong yakinkan orang tua bahwa apa yang dilakukan oleh Wali Kota mudah-mudahan ini yang terbaik. fokus kepada pelayanan siswa”, tutupnya.
Tendabesar juga meminta tanggapan pihak YAAB dengan menghubungi ketua Yayasannya Fauzi Thalib melalui media WhatsApp-nya, namun hingga berita ini dirilis belum ada tanggapan sama sekali.
(ah/tb)