TendaBesar.Com - Bogor - Sebagaimana diketahui, Konflik di Sekolah At taufiq kini telah melibatkan banyak pihak, baik manajemen, guru, karyawan, bahkan orang tua ikut terlibat dalam sengketa dualisme kepemimpinan tersebut.
Setelah lebih kurang 6 minggu diambil Alih dari Yayasan At Taufiq ICAT Bogor (YATIB) oleh BP-ICAT pembaharuan di bawah payung hukum Yayasan Al Irsyad Al Islamiyah Bogor (YAAB) yang dinakhodai oleh Abdul Kadir Azzubaidi kini pihak Majelis Umana' langsung mendatangi lokasi yang dipersengketakan bersama seluruh guru, karyawan dan orang tua murid yang berpihak Ke YATIB, Kamis, (30/9/2021).
Kedatangan Majelis Umana’ dan para guru itu dalam rangka ingin berdiskusi dengan Abdul Kadir Azzubaidi selaku pemegang kuasa dari YAAB untuk mencari win-win solution mengenai sengkarut permasalahan dualisme kepemimpinan di Sekolah At Taufiq.
Majelis Umana’ hadir bersama ratusan guru, karyawan dan orang tua murid yang datang berbodong-bondong mengendarai sepeda motor dan mobil dari berbagai arah sejak pukul 16.30 sore.
Kepala Sekolah SMPIT At Taufiq versi YATIB, Ujang Wahyudin menuturkan bahwa kedatangan para guru dan karyawan serta orang tua murid untuk menyaksikan diskusi pemecahan masalah berlarut yang terjadi di Sekolah At Taufiq dan solusi yang mungkin akan disepakati oleh kedua belah pihak.
“Iya kami para guru dan karyawan serta orang tua murid ikut hadir untuk menyaksikan diskusi pemecahan sengkarut sekolah ini yang sudah berimbas pada kenyamanan stakeholder sekolah At Taufiq”, kata Ujang saat dikonfirmasi tendabesar.
Ujang melanjutkan, bahwa kehadiran Polisi bersama Majelis Umana' untuk berjaga-jaga, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Iya Majelis Umana' sengaja membawa Polisi untuk berjaga-jaga supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”, lanjut Ujang
Dalam pantauan tendabesar, sejak di lokasi belum ada diskusi pihak BP-ICAT dengan Majelis Umana'. Pintu gerbang sekolah dikunci dan rombongan tidak bisa masuk lokasi hingga adzan maghrib dikumandangkan. Setelah bernegosiasi cukup lama, akhirnya ratusan guru dan karyawan tersebut diperbolehkan masuk melakukan shalat Maghrib di Masjid At Taufiq.
Usai shalat Maghrib para guru dan karyawan, serta orang tua murid berkumpul di Masjid mendapatkan pengarahan dari Ketua Majelis Umana', Sa’id Awad Hayaza untuk tidak melakukan hal-hal yang di luar adab ketimuran.
“Kita datang baik-baik untuk berdiskusi, namun mereka tidak mau menemui kita. Saya pesankan kepada ustadz dan ustadzah, jangan melakukan hal-hal yang menciderai kewibawaan ustadz ustadzah sebagai guru, tetap jaga adab, tetap bersabar, tetap tebar salam dan kebaikan”, kata Sa’id
Toni Halim salah seorang guru mempertanyakan kepada Majelis Umana' kira-kira sampai kapan masalah ini akan berlanjut, dan bagaimana kelanjutan negosiasi, sebab di antara para guru sudah terjadi gesekan yang tinggi di lapangan sehingga jauh dari kenyamanan kerja yang semestinya.
Atas pertanyaan itu Majelis Umana' menjanjikan bahwa insya Allah dalam waktu dekat kondisi akan membaik, upaya-upaya penyelesaian sedang dilakukan.
“Mohon bersabar, insya Allah dalam waktu dekat masalah ini selesai. Saat ini upaya-upaya penyelesaian sedang kami lakukan. Silahkan para guru tetap mengajar seperti biasa. Karyawan juga tetap bekerja seperti biasa, kalo ada hal-hal yang menyebabkan para guru tidak nyaman, silahkan sampaikan kepada kami”, lanjut Sa’id
Usai mendapatkan pengarahan, para guru dan karyawan sebagian kembali ke rumah mereka masing-masing dan sebagian lainnya menunggu hingga shalat isya. Usai shalat isya mereka bubar dengan tertib.
Sementara itu pihak BP-ICAT, Maizar selaku direktur operasional yang coba dikonfirmasi untuk meminta tanggapan terkait kehadiran Majelis Umana' tersebut melalui sambungan WhatsApp-nya mengatakan bahwa Jum'at 1 Oktober 2021 akan ada pertemuan antara kedua belah pihak. (ifn/tendabesar)