TendaBesar.Com - Jakarta - Kembalinya Taliban rebut kekuasaannya di Afghanistan menjadi pembuktian bahwa komunitas tersebut memiliki kemampuan baik secara militer maupun komunikasi yang baik dengan rakyat Afganistan.
Kondisi tersebut akan memaksa beberapa Negara yang anti terhadap kelompok tersebut untuk mau menjalin komunikasi dengan termasuk Amerika, Eropa dan Negara-negara Asia tentunya.
Turki barangkali adalah negara pertama yang mulai melakukan komunikasi intensif dengan pihak pemegang otoritas afganistan saat ini Taliban.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu Rabu 18 Agustus 2021 mengatakan negaranya sedang dalam pembicaraan dengan semua pihak di Afghanistan, termasuk Taliban.
"Kami tengah berdialog dengan semua pihak, termasuk Taliban," kata Mevlut dalam jumpa pers di Yordania, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/8/2021).
Mevlut mengatakan bahwa negaranya menyambut baik pesan positif yang disampaikan kelompok militanTaliban kepada Turki sejak menguasai Afghanistan.
"Kami menyambut baik pesan yang disampaikan Taliban, baik soal warga asing, diplomat atau warga mereka sendiri. Kami harap ini diwujudkan dalam tindakan juga," kata Mevlut.
Sehari sebelum Afganistan kembali direbut oleh Talban, pasukan keamanan Turki mengatakan mereka membatalkan rencana untuk menjaga dan mengoperasikan bandara Kabul setelah penarikan mundur pasukan NATO dari Afghanistan menyusul kemenangan Taliban yang menguasai ibu kota Negara itu.
"Rencana mengambil alih bandara Kabul setelah penarikan mundur pasukan AS dibatalkan, tapi tidak ada pendekatan untuk meminta kami segera pergi. Tidak ada pesan semacam itu yang kami terima dari Taliban saat ini," ujar pejabat Turki.
Beberapa sumber terpercaya mengatakan kepada Reuters, bahwa Turki dengan pasukan militer terbesar di NATO bahkan siap memberi bantuan teknis dan keamanan jika Taliban memintanya.
Turki tengah membahas keamanan bandara dan perpindahan kekuasaan di Afghanistan bersama Amerika Serikat dan negara lain.
"Semua pihak di Afghanistan akan membahas semua masalah ini--soal siapa yang akan menduduki pemerintahan transisi, seperti apa bentuk pemerintahannya. Kita akan bahas semua ini tapi Afghanistan harus tenang dulu sekarang," beber Mevlut.
Seorang pejabat senior Turki menyebutkan bahwa negaranya masih terus melakukan pembicaraan dengan Taliban. Pejabat tersebut mengatakan bahwa Turki bisa tetap menjaga keamanan bandara jika Taliban meminta.
"Kami tidak tahu apakah Taliban punya cukup orang (untuk mengelola bandara). Mereka bisa meminta kami memberi bantuan. Kehadiran kami di bandara akan terus dalam konteks itu," tutur si pejabat.
Taliban sebelumnya meminta bantuan agar Turki masih mempertahankan tentaranya di Kabul dan menjaga keamanan bandara. Taliban tidak meminta Turki meninggalkan Afghanistan.
Pejabat berharap itu bagian dari sinyal hubungan positif sesama negara muslim bisa membantu mereka meraih pengakuan internasional.
“Turki bertemu dengan pejabat militer Taliban melalui Pakistan dan Turki juga berhubungan dengan sayap politik Taliban melalui Qatar," kata si pejabat yang enggan diketahui identitasnya itu. (af/tendabesar)